“Sedikitnya 219 orang tewas atau hilang,” katanya.
Di wilayah Sichuan pada hari Jumat (21/8/2020), tanah longsor yang disebabkan oleh hujan lebat menewaskan sedikitnya enam orang di sebuah desa dekat Ya'an. Satu lagi di wilayah yang sama menyebabkan lima orang hilang.
Hujan lebat biasa terjadi di China selatan selama musim panas, tetapi tahun ini turun lebih lebat dan lebih lama dari biasanya, membanjiri tanaman dan seluruh desa selama dua bulan terakhir.
Mungkin bukan secara kebetulan, Xi Jinping mengumumkan kampanye melawan limbah makanan dengan latar belakang banjir, meskipun para pejabat bersikeras tidak ada krisis pangan yang akan dihadapi.
Hujan deras tahun ini menghidupkan kembali perdebatan tentang Bendungan Tiga Ngarai, sebuah proyek besar-besaran yang dimulai pada tahun 1994 yang memaksa relokasi lebih dari 1 juta orang, menggenangi seluruh masyarakat dan merusak lingkungan sekitarnya.
Aliran air ke waduk bendungan mencapai 75 juta liter per detik, memecahkan rekor 61 juta liter yang ditetapkan bulan lalu, menurut pernyataan dari Kementerian Sumber Daya Air.
Meski para pejabat mengatakan bendungan itu tidak dalam bahaya, ketinggian air telah mendekati kapasitas maksimum.
Source | : | Serambinews.com |
Penulis | : | Desy Kurniasari |
Editor | : | Dewi Lusmawati |
Komentar