Mungkin bukan secara kebetulan, Xi Jinping mengumumkan kampanye melawan limbah makanan dengan latar belakang banjir, meskipun para pejabat bersikeras tidak ada krisis pangan yang akan dihadapi. Bendungan di sungai Yangtze
Hujan deras tahun ini menghidupkan kembali perdebatan tentang Bendungan Tiga Ngarai, sebuah proyek besar-besaran yang dimulai pada tahun 1994 yang memaksa relokasi lebih dari 1 juta orang, menggenangi seluruh masyarakat dan merusak lingkungan sekitarnya.
Aliran air ke waduk bendungan mencapai 75 juta liter per detik, memecahkan rekor 61 juta liter yang ditetapkan bulan lalu, menurut pernyataan dari Kementerian Sumber Daya Air.
Meski para pejabat mengatakan bendungan itu tidak dalam bahaya, ketinggian air telah mendekati kapasitas maksimum.
Sejak banjir dimulai pada bulan Juni 2020, para pejabat berulang kali menawarkan jaminan bahwa bendungan tersebut dapat menahan apa yang disebut ‘banjir sekali dalam seabad’.
Beberapa laporan media pemerintah telah melangkah lebih jauh, mengklaim bahwa bendungan itu hampir pasti mencegah banjir yang lebih buruk di kota-kota di hilir, termasuk Wuhan, tempat pandemi Covid-19 dimulai.
Pada hari Jumat (21/8/2020), para pejabat mengumumkan bahwa aliran ke Bendungan Tiga Ngarai agak berkurang, meskipun mereka tetap waspada.
"Tekanan pengendalian banjir di bagian tengah dan bawah Sungai Yangtze telah berkurang," lapor Kantor Berita milik pemerintah, Xinhua.
Jalur air besar China lainnya, Sungai Kuning, juga mengalami luapan banjir.