Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Negaranya Habis Babak Belur Dihantam Corona, Pemerintah China Kini Dipukul Banjir Besar Sejak 39 Tahun Terakhir, Penampilan Publik Xi Jinping Tandai Hal Ini

Desy Kurniasari - Minggu, 23 Agustus 2020 | 11:42
Sebuah foto yang diambil pada Rabu (19/8/2020) menunjukkan area banjir di Provinsi Chongqing, China
AFP

Sebuah foto yang diambil pada Rabu (19/8/2020) menunjukkan area banjir di Provinsi Chongqing, China

Pada Kamis (20/8/2020) sore, sungai itu meluap dengan parah sejak tahun 1981.

Luapan air Sungai Yangtze di Nanjing, China, pada Minggu (19/7/2020).

Luapan air Sungai Yangtze di Nanjing, China, pada Minggu (19/7/2020).

Baca Juga: Amerika Bisa Kalah Perang, Kasak-kusuk Gua Bawah Air China Mulai Kelihatan, Disebut-sebut Jadi Tempat Parkir Armada Kapal Selam, Citra Satelit Beri Petunjuk Lokasinya

Para pemimpin China telah mencoba meyakinkan orang-orang bahwa pemerintah telah melakukan segala sesuatu yang dapat dilakukan, tetapi beberapa orang mungkin ragu.

"Saya percaya bahwa publik China akan mempertanyakan Beijing dari bencana alam dan buatan manusia yang terus menerus tahun ini, dan bahkan mempertanyakan model pemerintahan China dan keefektifannya," kata Wu Qiang, seorang analis politik independen di Beijing.

Seorang penduduk Chongqing,mengatakan: "Kerugian dan pukulan berat bagi pelaku bisnis, memerangi pandemi di paruh pertama tahun ini dan banjir di paruh kedua".

Baca Juga: Banyak Negara Benci Karena Polahnya Suka Klaim Wilayah Seenak Jidat, Nyatanya China Sangat Dicintai Negara Terbelakang,Ternyata Strategi Ini yang Dilakukan

Banjir telah menyebabkan kerugian ekonomi setidaknya sebesar 26 miliar USD (Rp 383 triliun) sebelum minggu ini.

Pada pertemua di Beijing pekan lalu, Zhou Xuewen, sekretaris jenderal markas besar pengendali banjir China, mengatakan bahwa setidaknya 63 juta orang telah terkena dampak dan 54.000 rumah hancur.

“Sedikitnya 219 orang tewas atau hilang,” katanya.

Di wilayah Sichuan pada hari Jumat (21/8/2020), tanah longsor yang disebabkan oleh hujan lebat menewaskan sedikitnya enam orang di sebuah desa dekat Ya'an. Satu lagi di wilayah yang sama menyebabkan lima orang hilang.

Hujan lebat biasa terjadi di China selatan selama musim panas, tetapi tahun ini turun lebih lebat dan lebih lama dari biasanya, membanjiri tanaman dan seluruh desa selama dua bulan terakhir.

Source :Serambinews.com

Editor : Grid Hot





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Tag Popular

x