Banjir tahun ini bukan sebagai bencana alam tunggal, dengan hilangnya nyawa dan harta benda yang sangat besar, tetapi lebih sebagai rangkaian bencana yang lebih kecil dan lambat tanpa ampun yang dihadapi China.
Jumlah korbannya terus meningkat bahkan ketika laporan resmi dari pemerintah hanya berfokus pada upaya bantuan negara.
"Bangsa China telah memerangi bencana alam selama ribuan tahun, memperoleh pengalaman yang berharga," kata pemimpin negara itu, Xi Jinping, Selasa (18/8/2020).
Xi melakukan kunjungan ke Anhui, provinsi lain yang terkena banjir di hilir dari Bendungan Tiga Ngarai.
"Kita harus terus berjuang," katanya.
Xi menyebut upaya bantuan bencana China sebagai ‘ujian praktis dari kepemimpinan dan sistem komando tentara kita’.
Dia bertemu dengan kerabat dari tiga orang yang tewas saat memerangi banjir, dan pada hari Rabu (19/8/2020) dia berbicara kepada pasukan Tentara Pembebasan Rakyat dan Polisi Bersenjata Rakyat, yang telah terlibat dalam pekerjaan bantuan.
Penampilan publik Xi dan Perdana Menteri China, Li Keqiang, menggarisbawahi parahnya krisis yang dihadapi negara itu.
Source | : | Serambinews.com |
Penulis | : | Desy Kurniasari |
Editor | : | Dewi Lusmawati |
Komentar