Dalam pertemuan ASEAN dan China pada November 2019, Perdana Menteri China Li Keqiang mengumumkan pembacaan pertama telah selesai dan Beijing mengusulkan rentang waktu tiga tahun untuk selesaikan kode sampai 2021.
Baca Juga: Banyak yang Keliru! Ini Cara Tepat Pakai Kata 'Even', 'Literally', 'Which Is' Saat Bicara Dua Bahasa
Namun China kebanyakan mangkir, tidak banyak kemajuan berjalan sejak itu, dan negosiasi telah hampir terlupakan karena pandemi virus Corona.
Sebelumnya jika tidak terjadi wabah, ASEAN dan China menjadwalkan beberapa pertemuan rutin untuk negosiasi.
Pertama rencananya akan dilaksanakan di Brunei pada Februari, selanjutnya d Filipina pada Mei, Indonesia pada Agustus dan di China pada Oktober.
Dalam pertemuan Kamis kemarin, Menlu Indonesia Retno Marsudi dengan Menlu China Wang Yi di Hainan mengatakan China siap bekerja sama dengan negara ASEAN untuk memastikan kesepakatan awal kode tindakan.
Ahli regional yakin kemajuan kode itu telah menjadi sangat penting karena tekanan AS dan ketegangan yang terjadi antar negara yang berkepentingan.
Tercatat tahun lalu ada baku hantam Vanguard Bank, lalu konflik perairan Natuna di Indonesia, dan ketegangan kapal Vietnam dengan kilang minyak lepas pantai Malaysia.(*)
Artikel ini telah tayang di Intisari-online.com dengan judul "Biasanya Agresif Kokang Senjata dan Tolak 'Pembicaraan Manis', Tiongkok Tiba-tiba Memohon Lanjutan Perbincangan Laut China Selatan Dengan Diplomat ASEAN, Ada Apa?"