Bom Tsar atau Tsar Bomba, secara resmi bernama RDS-220, merupakan bom nuklir terbesar yang pernah dibuat, dan dikembangkan pada era Perang Dingin.
Mereka mengembangkan senjata pemusnah massal itu untuk mengimbangi Amerika Serikat ( AS), yang saat itu begitu getol menciptakan senjata termonuklir.
Tujuh tahun sebelum Kremlin melakukan uji coba, AS lebih dahulu mengetes bom hidrogen terbesar mereka, yang diklaim lebih kuat dari bom atom.
Senjata tersebut diberi nama Castle Bravo, dan diujicobakan di Kepulauan Marshall dan menghasilkan kekuatan ledakan 15 megaton.
Militer Soviet kemudian tidak mau kalah dengan menciptakan Tsar Bomba, yang ketika dites menjadi ledakan nuklir terbesar di dunia.
Dimasukkan ke kotak khusus untuk mencegah guncangan, bom itu dibawa menuju Pangkalan Olenyi, yang segera dimasukkan ke pesawat pengebom jarak jauh, Tupolev Tu-95.
Pesawat tersebut kemudian menempuh perjalanan hampir sejauh 1.000 km ke Pulau Severny, terletak jauh di dalam Lingkaran Arktik pada 30 Oktober 1961.
Bom tersebut kemudian dijatuhkan setelah terlebih dahulu dipasangi parasut, supaya pesawat Tu-95 punya cukup waktu untuk menjauh.
Ketika bom sudah mencapai ketinggian 13.000 kaki di atas tanah, bom itu diledakkan dan menghasilkan ledakan nuklir terbesar dalam sejarah umat manusia.