Tahun 1939, Soeharto menamatkan sekolah menengah pertamanya.
Menjelang ujian kelulusannya, gelombang protes bangsa Indonesia terhadap penjajahan pemerintah kolonial Belanda mulai kencang.
Tapi, Soeharto enggak peduli lantaran sedang berkonsentrasi penuh pada ujian kelulusannya.
Setelah tamat, Soeharto memutuskan kembali ke Wuryantoro, tempat buliknya.
Soeharto kembali ke sana karena bapaknya enggak mampu membiayainya melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
Makanya, Soeharto berniat minta tolong dicarikan pekerjaan oleh pakliknya. Dapat! Soeharto kerja sebagai juru tulis di sebuah bank desa.
Seragam kerjanya: blangkon, beskap, dan sarung.
Gara-gara seragam kerjanya inilah Soeharto ketiban apes! Ceritanya, sarung yang dipakenya tiap hari udah lusuh.
Terus, ia dipinjami oleh buliknya sarung kesayangannya. Eh, sarung sarung itu ternyata enggak sengaja nyangkut di jari-jari sepeda yang sedang ia tunggangi.
Dus, peristiwa tadi mengakhiri kariernya sebagai juru tulis bank desa.
Source | : | intisari |
Penulis | : | None |
Editor | : | Angriawan Cahyo Pawenang |
Komentar