Gridhot.ID-Tumbuh dalam diam, teroris perempuan nyatanya sudah semakin besar daripada milisi pria.
Mengutip gagas pendapat yang ditulis oleh Amalina Abdul Nasir di Eurasia Review, contohnya adalah yang terjadi pada 24 Agustus 2020 lalu.
Terjadi pengeboman kembar di Jolo, Filipina yang membunuh 14 nyawa warga.
Disebut pengeboman kembar karena ada dua pelaku bom bunuh diri, dan keduanya sama-sama wanita.
Lebih mengejutkan lagi, salah satu pelaku adalah wanita Indonesia yang menjadi istri dari pelaku bom bunuh diri dari Kelompok Abu Sayyaf, Filipina.
Serangan ini menjadi bom bunuh diri wanita kedua di Filipina, dan keempat di Asia Tenggara.
Dikhawatirkan, hal ini bisa menjadi dimulainya tren baru militan wanita pelaku bom bunuh diri di Asia Tenggara.
Tentunya, tidak ada yang menginginkan 'tren' ini terjadi.
Namun untuk mencegahnya kita perlu pelajari dinamika ini dalam cakupan lebih luas.