Dilaporkan ada tiga kode rahasia yang berhasil dipecahkan.
Di mana satu operasi terkait dengan kontribusi Prancis ke European Air Group.
Sementara lainnya, di Australia, menyangkut pangkalan udara militer.
Lalu yang ketiga, juga di Australia, digambarkan sebagai upaya untuk menyabotase kesepakatan perdagangan pertanian antara Canberra dan Indonesia.
Jika benar soal kasus ini, maka itu membuktikan bahwa Korea Utara cukup mengerti terkait teknologi.
Walau negara mereka mengisolasi teknologi luar dan hanya mengizinkan orang-orang elitnya yang menggunakannya.
Dijelaskan lebih lanjut bahwa kode rahasia milik Korea Utara itu menggunakan apa yang disebut stasiun angka.
Ini bertujuan untuk menyampaikan perintah terenkripsi, yang terdiri dari angka acak dan referensi halaman yang tidak jelas, kepada petugas dan agennya di seluruh dunia.
Pesan tersebut umumnya menyampaikan informasi tentang pemecahan kode dan menginstruksikan agen untuk hanya "menunggu instruksi lebih lanjut".
Dan badan-badan intelijen Barat percaya bahwa mereka telah memiliki kunci kode berbasis angka Pyongyang.