Terlepas dari itu, yang paling diingat Jodhi adalah sikap Jakob Oetama memperlakukan karyawan sebagaimana manusia sehingga nyaris tidak ada jarak atasan dan bawahan.
"Bagaimana kita tidak harus memanggil Bapak kepada atasan kita, tetapi cukup Mas atau Mbak. Itu saya kira sentuhan-sentuhan humanismenya Pak Jakob yang kami rasa hingga sekarang," ucap Jodhi.
Bahkan, nilai-nilai yang diterapkan Jakob Oetama pun menular hingga ke Jodhi dan rekan-rekan lainnya.
"Apa saja yang dikatakan atau diajaran oleh Pak Jakob, itu menjadi panduan kami, panduan moral kami, panduan langkah kami," ucapnya.
Bagi Jodhi, kepergian Jakob Oetama ini meninggalkan duka yang cukup dalam.
Selama masa hidupnya, Jodhi menyebut Jakob Oetama sebagai puisi yang indah hingga akhir hayatnya. (*)
Source | : | Kompas.com,Kompas TV |
Penulis | : | Desy Kurniasari |
Editor | : | Dewi Lusmawati |
Komentar