"Oke kita beli beras 1 liter atau setengah liter aja, terus anak-anak juga butuh vitamin."
"Tahu enggak kita beli apa? Bukan buah, kita beli sirup supaya anak-anak ada gizinya," sambungnya.
Pinkan mengaku tidak tahu lagi bagaimana cara membayar utangnya kepada debt collector.
"Kalau kolektor bilang, 'lu mesti bayar Rp 20 juta minggu ini, besok Rp 20 juta, Rp 20 juta'."
"Ya gue enggak tahu cari uang Rp 5.000 perak itu dari mana?" ucapnya.
"Jangankan Rp 100 juta, Rp 100 ribu aja gue enggak punya," kata Pinkan.
Ia bahkan merasa malu kala rumahnya didatangi kolektor utang.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | None |
Editor | : | Candra Mega Sari |
Komentar