"Sejarah kami, perlawanan kami adalah sakral. Dan penting bagi [kaum muda] untuk memahami itu."
"Generasi muda merasa bangga dengan masa lalu dan sejarah kami, dan itu tidak akan mudah untuk dilupakan."
Kini, 20 tahun sejak referendum yang akhirnya mencapai kemerdekaan, Berliku mengatakan "perdamaian dan stabilitas" bagi Timor Timur adalah hal terpenting untuk masa depan.
Berdasarkan pengalamannya, apakah dia membenci Indonesia?
"Itu masa lalu, tapi suka atau tidak, itu sejarah - Anda tidak bisa menyangkal sejarah. Tapi ya, kami harus bergerak maju."
Dengan rencana album lain, Berliku berkata dia ingin "terus bermain".
"Ini bukan hanya tentang mendongeng masa lalu, tetapi juga untuk masa depan generasi muda. Untuk memahami tentang masa lalu tetapi juga bagaimana mempromosikan pembangunan untuk masa depan," ungkapnya.
(*)
Artikel ini telah tayang di Intisari-Online.com dengan judul "Maubere Timor, Sekelompok Veteran Timor Leste yang Menjaga Lagu-lagu Perlawanan Bumi Lorosae Tetap Hidup, Simpan Kenangan 'Masa Gelap' Pendudukan Indonesia"