"Ini adalah langkah pertama yang positif. Saya berharap akan ada lebih banyak langkah positif dari mereka," kata Perdana Menteri Yunani Kyriakos Mitsotakis seperti yang dilansir Arab News.
Media Pro-Erdogan di Turki mengatakan penarikan Oruc Reis adalah "langkah untuk memberikan kesempatan pada diplomasi," dan mengaitkannya dengan upaya untuk memulai pembicaraan antara Yunani dan Turki.
Tetapi upaya untuk menemukan solusi diplomatik untuk kebuntuan, sejauh ini tidak membuahkan hasil.
Presiden Yunani Katerina Sakellaropoulou mengunjungi Kastellorizo pada Minggu dan menuduh Turki "meningkatkan tekanan" di Athena.
“Kami sedang melalui masa yang sulit dan berbahaya,” kata Sakellaropoulou.
"Kepemimpinan Turki ... sedang merusak perdamaian yang dibangun selama beberapa dekade oleh orang Yunani dan Turki, yang melihat laut di antara mereka bukan sebagai perbatasan yang tidak bisa ditembus tetapi sebagai jalur komunikasi," tambahnya.
Turki dan Yunani adalah anggota NATO, bersama Prancis. Paris sangat gencar menentang tindakan Turki. Tetapi sejauh mana Paris dan Ankara siap untuk berbicara, setelah begitu banyak serangan verbal yang dilontarkan antara para pemimpin kedua negara, kini menjadi perhatian publik.(*)
Artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul "Aksi saling melotot Turki-Yunani di Laut Mediterania, Erdogan berkedip lebih dulu"