Dia juga menegaskan, panitia telah menerapkan protokol kesehatan selama acara berlangsung.
"Kita semua panitia dan undangan yang hadir mengikuti protokol kesehatan, pake masker dan hand sanitizer," jelas Desi.
Menurutnya, pihak kelurahan membatasi jumlah peserta hanya 150 orang.
Namun, nama besar Syekh Ali Jaber menjadi magnet bagi jamaah lain untuk menghadiri acara tersebut.
Selaku panitia, Desi menyayangkan tidak adanya aparat kepolisian yang berjaga di lokasi acara hingga berujung insiden penusukan.
"Saya pikir kemarin kan udah beres semua. Kok hari Minggu itu gak ada satu pun anggota polisi yang jaga," kata Desi.
Artikel ini telah tayang di Tribunjateng.com dengan judul "Kemana Polisi Saat Penusukan Ulama Syekh Ali Jaber di Lampung? Panitia dan Kapolresta Saling Lempar"
(*)