Gridhot.ID - Belakangan ini Turki dikabarkan sedang terlibat konflik panas dengan Yunani dan Eropa.
Konflik ini dipicu saat armada Turki memprovokasi wilayah Yunani di Laut Mediterania.
Turki telah mempersiapkan militernya secara matang untuk menanggulangi jika pecahnya konflik.
Pemerintah Turki dilaporkan memiliki pasukan bayangan. Pasukan ini terdiri dari tentara bayaran yang dapat melakukan pertempuran rahasia. Dilansir dari The Sun, Senin (14/9/2020), pasukan tersebut dapat bergerak sesuai permintaan Turki.
Pasukan bayangan tersebut, dilaporkan The Sun, dibawahi oleh SADAT Defense, sebuah perusahaan yang mengklaim sebagai konsultan militer, pelatihan kepada militer reguler dan keamanan swasta. Oposisi Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan percaya bahwa SADAT juga bertindak sebagai tentara pribadi yang siap berperang sesuai keinginannya.
Pasukan tersebut dibandingkan dengan kelompok paramiliter dari Rusia, Kelompok Wagner, yang dilaporkan melakukan operasi luar negeri untuk Kremlin dan Vladimir Putin. SADAT sendiri telah lama diselimuti misteri. Hingga pekan lalu, AS melaporkan bahwa SADAT mengerahkan milisinya dari Suriah ke Libya.
Beberapa media Israel sebelumnya mengklaim organisasi itu terkait dengan organisasi lain termasuk Hamas dan Hezbollah. Sumber yang sama menyatakan bahwa organisasi tersebut secara aktif melatih elemen ekstremis di Suriah dan lokasi lain di Timur Tengah.
Dilaporkan The Sun, SADAT dijalankan oleh orang terdekat dan kepercayaan Erdogan, Adnan Tanriverdi. Dia dijuluki oleh beberapa pihak sebagai orang yang kuat. Dia adalah pensiunan brigadir jenderal di Angkatan Bersenjata Turki yang kemudian diangkat sebagai kepala penasihat militer oleh Erdogan setelah percobaan kudeta pada 2016.
Lokasi di mana organisasinya dilaporkan aktif termasuk di Somalia dan Qatar, tempat Turki mendirikan pusat pelatihan militer. Kehadiran SADAT juga telah dilaporkan di pelabuhan Suakin di Sudan, pos terdepan yang memiliki potensi strategis bagi Turki. Dilansir dari situs resmi SADAT, misi yang mereka emban adalah "membangun hubungan antara negara-negara Islam dalam arti industri pertahanan dan militer”.