Sabah dikenal dengan tanah yang luas dan kaya sumber daya, di mana lebih dari 300.000 orang Filipina menetap disana.
Itu termasuk masyarakat Tausug dan Sama, serta keturunan mereka yang telah tinggal di Sabah.
Banyak warga Filipina yang melarikan diri dari konflik di Mindanao, telah menghadapi diskriminasi dan pelecehan di Sabah.
Hidup mereka di bawah ancaman pengusiran yang terus-menerus.
Sebuah masalah sosial dan kemanusiaan yang tidak dapat disingkirkan.
Faktanya, kegagalan Filipina untuk secara aktif mengejar klaimnya telah menyebabkan upaya oleh beberapa ahli waris Kesultanan Sulu untuk mengambil tindakan sendiri, seperti perselisihan Lahad Datu 2013.
Filipina tidak berusaha untuk merebut tanah yang tidak diklaim Malaysia, dengan alasan suksesi yang sah.
Pembayaran sewa tidak akan pernah terselesaikan, dan penderitaan orang Filipina di Sabah tidak membuat perpindahan tangan menjadi mudah.
Faktanya, penggabungan Sabah ke Malaysia oleh Inggris pada tahun 1963, bisa dibilang membuat perampokan Beijing pada abad ini di Laut China Selatan terlihat amatiran.
Source | : | Serambinews.com |
Penulis | : | None |
Editor | : | Siti Nur Qasanah |
Komentar