Pada 1979, dua orang keturunan Jawa berhasil menduduki jabatan menteri dan seorang lainnya menjabat deputi menteri. Lalu di 1991, dalam masa Pemerintahan Presiden Venetiaan, tiga jabatan menteri dipegang oleh keturunan Indonesia (Jawa).
Muslim di kalangan masyarakat Jawa Suriname
Kalangan Muslim asal Jawa di Suriname hingga sekarang masih terkotak-kotak dalam beberapa kelompok, yaitu :
1. Kelompok yang sudah maju umumnya yang tergabung dalam organisasi SIS (Stichting Islamitische Gemeente in Suriname). Masjidnya sudah mengikuti arah kiblat yang benar (mengarah ke timur/kabah). Masjid yang bergabung dengan organisasi tersebut tersebar di desa-desa. Beberapa masjid terkenal dan dikelola keturunan Indonesia antara lain Masjid Nabawi di Paramaribo, Masjid Namiroh di Lelydorp, dan Mesjid Darul Falah di Blauwgrond.
2. Kelompok ortodoks yang masih melestarikan dan memegang teguh adat istiadat para leluhurnya dari Indonesia (Jawa). Kiblat masjidnya masih ke Barat seperti nenek moyangnya sewaktu shalat di Jawa. Golongan ini umumnya tinggal di desa-desa atau pedalaman, dan tergabung dalam FIGS (Federatie Islamitische Gemeente Suriname).
3. Kelompok yang masih melestarikan adat istiadat Jawa tetapi arah kiblatnya sudah mengarah ke Timur atau Kabah. Mereka tergabung dalam organisasi PJIS (Persatuan Jama'ah Islam Suriname).(*)
Artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul "Melihat kehidupan keturunan Jawa dan Muslim di Suriname"