Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

'Dari Budak Jadi Bangsawan', Perjuangan Keturunan Jawa di Suriname, Tak Berhenti Pertahankan Budaya Leluhur hingga Sukses Tahklukan Negeri Orang

None - Senin, 21 September 2020 | 17:13
Orang Jawa bermain sepak bola dengan kaki telanjang di sekitar Vliegenbosch yang baru dibuka di Amsterdam, Belanda 1917.
kompas.com

Orang Jawa bermain sepak bola dengan kaki telanjang di sekitar Vliegenbosch yang baru dibuka di Amsterdam, Belanda 1917.

Di samping itu, karena Indonesia pada saat itu masih berada di bawah kekuasaan Belanda, maka sebagian besar imigran Jawa tercatat sebagai warga Belanda. Tidak ada perwakilan khusus yang dapat menyalurkan aspirasi atau memberi perlindungan kepada masyarakat Jawa pada awal keberadaan mereka di Suriname.

Satu-satunya fasilitas yang dapat mereka nikmati adalah perlindungan kerja yang diberikan oleh para majikan mereka.

Namun, para majikan ini pun, dalam peranannya sebagai ujung tombak perekonomian Belanda, lebih mengutamakan hasil kerja para buruh daripada meningkatkan standar hidup bawahannya.

Baca Juga: Ingat Acara Jejak si Gundul? Sosok Heru si Pembawa Acara Ternyata Diam-diam Miliki Kemampuan Tak Biasa, Panji Petualang Pelajari Banyak Hal Darinya

Ditinjau dari segi ini, maka pembukaan Komisariat Indonesia segera setelah proklamasi kemerdekaan RI, sangat penting bagi masyarakat keturunan Jawa di Suriname.

Faktor lain penyebab keterbelakangan masyarakat keturunan Jawa ini adalah kuatnya memelihara pola kehidupan tradisionalnya.

Mereka menolak setiap pengaruh asing atau Barat yang dipandang dapat merusak pola kehidupan yang mereka yakini.

Beberapa orang keturunan Jawa baru dapat menduduki posisi yang agak terpandang setelah sekitar 30 tahun kedatangan mereka pertama kali. Misalnya, sebagai mandor tebu dan lurah di kawasan perkebunan, perawat, penerjemah, dan guru.

Pada akhir tahun 1970-an, sejumlah kecil keturunan Jawa telah berhasil menyandang gelar kesarjanaan dalam bidang teknik, hukum, kedokteran, ekonomi, fisika dan theologi. Namun secara umum, mereka tetap tidak tertarik melakukan kegiatan-kegiatan bisnis.

Baca Juga: Pergoki 2 Kapal Vietnam Nyolong Ikan di Perairan Natuna, TNI AL Langsung Kerahkan KRI Usman Harun-359, Begini Kronologi Penangkapan yang Sempat Diwarnai Aksi kejar-kejaran

Hanya beberapa yang telah berhasil sebagai pengusaha toko, angkutan dan restoran. Bidang politik ternyata juga menarik perhatian mereka.

Masyarakat Jawa terkotak-kotak oleh adanya beberapa partai yang dipimpin oleh orang-orang yang memiliki pengaruh kuat, dan tidak didasarkan pada ideologi yang jelas. Pada Pemilu 1977, partai-partai Jawa secara bersama-sama berhasil memperoleh 4 kursi di parlemen.

Source :Kontan.co.id

Editor : Grid Hot

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Tag Popular

x