Dua tahun terakhir, Faiz berjualan bubur di Jalan Kranggan. Selama di Surabaya, ia pernah menggunakan kemampuannya untuk menjadi penerjemah di Bintang Timur, sebuah tim futsal yang mendatangkan pemain dari Jepang.
Faiz menceritakan, warung buburnya buka dari jam 13.30 WIB dan tutup saat buburnya habis sekitar pukul 22.00 WIB atau bahkan hingga dini hari.
Kemampuannya berbahasa, baik Jepang maupun Inggris, kata Faiz, membantunya saat ada warga asing yang membeli dagangannya.
“Kebetulan pernah ada orang Belanda. Dia pakai bahasa Inggris. Ya sudah kita layani pakai bahasa Inggris. Pertama dia bingung dan nggak nyangka. Begitu ngobrol jauh, ya mereka terkejut,” kata Faiz.
Pengalaman lain, ia juga pernah kedatangan pembeli orang asli Jepang. “Yang dari Jepang ada juga. Malah dia itu bingung enggak percaya saya bisa bahasa Jepang. Begitu ngobrol ngalor-ngidul dia senang. Bahkan dia nggak nyangka ada yang bisa bahasa Jepang di Surabaya,” papar Faiz.
Faiz juga mengaku terbuka bagi siapa saja yang ingin praktik berbicara bahasa Jepang dan bahasa Inggris dengannya.
“Kalau umpama ada yang praktik, monggo. Welcome. Cuma saya kan jualan bubur mbok yo belilah bubur saya,” kata Faiz sambil tertawa.(*)
Artikel ini telah tayang diKompas.comdengan judul "Viral Video Penjual Bubur di Surabaya Fasih Berbahasa Jepang, Bagaimana Ceritanya?"