Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Krisis Moneter 22 Tahun Lalu Buktikan Seluruh Unsur Negara Bisa Terkena Dampak Mengerikannya, Tak Hanya Manusia, Hewan Sampai Dipaksa Puasa Gara-gara Indonesia di Tahun 1998

None - Kamis, 24 September 2020 | 08:13
(Ilustrasi) Singa yang kelaparan hingga kurus kering
BBC

(Ilustrasi) Singa yang kelaparan hingga kurus kering

Kerepotan pengadaan rumput justru ketika musim kemarau panjang, yang harus didatangkan dari luar lakarta.

Sementara itu gara-gara harga melonjak, pakan gajah di KB Gembiraloka, Yogyakarta, berubah cukup drastis. Ketika kondisi nprmal, setiap hari gajah diberi pakan rumput gajah (kolonjono), buah-buahan, bekatul, dan nasi, kini hanya mendapat jatah gedebok (batang pisang).

Sedangkan buah apel, nanas, pisang, dan lainnya sama sekali tidak diberikan. Maklum pemasukan dari pengunjung KB Gembiraloka di kala krismon cenderung berkurang.

Pemberian pakan batang pisang, menurut KMT A Tirtodiprojo, waktu itu direktur utama KB Gembiraloka, tidak apa-apa karena memang masih merupakan makanan gajah ketika masih di habitat aslinya.

Sebetulnya Gembiraloka memiliki lahah rumput gajah, tetapi produksinya tidak mencukupi kebutuhan. Kalau harus mendatangkan rumput gajah dari luar harganya kurang lebih Rp200 ribu per truk.

Padahal satu truk, dilaporkan, hanya cukup untuk makanan gajah selama beberapa hari.

Baca Juga: 4 Agen CIA Dikirim ke Misi Bunuh Diri Amerika, Mati Tragis Lacak Kelakuan Militer Tiongkok di Laut China Selatan, Miris Tugasnya Justru Disangkal Washington

Sementara itu monyet dan orang hutan di KB Gembiraloka tidak lagi diberi makanan buah-buahan.

Sebagai penggantinya mereka disediakan roti tawar yang diberi selai dan minuman susu kemasan yang sudah tak layak dikonsumsi manusia, tapi tidak membahayakan kesehatan satwa. Misalnya, susu yang kedaluwarsa belum lebih satu bulan.

Rusa pun mengalami nasib serupa. Meski pakannya bekatul, dedak, dan rumput, tapi karena jumlahnya lebih dari 100 ekor, cukup merepotkan.

Karena itu, Gembiraloka berkeinginan mengurangi jumlah binatang ini. Bahkan, juga ditawarkan kepada masyarakat untuk digaduh, dengan catatan harus merawatnya benar-benar.

Atau, barangkali ada yang berminat menjadi "bapak angkat” mereka. Artinya, binatang tetap di kandang Gembiraloka, sementara "bapak angkat" menyantun biaya pakannya.

Source : intisari

Editor : Grid Hot

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

x