Negara tersebut dikatakan sepenuhnya merdeka pada tahun 2002, setelah periode tiga tahun pemerintahan PBB.
"Pada tahun 2002 kami memiliki 19 dokter di seluruh Timor Leste, dan tahun 2017 kami memiliki hampir 1.000," kata presidennya Ramos Horta.
"Kami tidak memiliki lsitrik di manapun, termasuk ibu kota Dili, saat ini kami memiliki listrik berkelanjutan di 80 persen negara, 20 persen sisanya menggunakan metode tenaga surya," imbuhnya.
Presiden Ramos Horta, yang dianugerahi penghargaan Nobel Perdamaian pada tahun 1996 karena melobi pemimpin asing untuk penarikan Indonesia.
Dia mengatakan bahwa pemerintahnya tidak lagi bergantung pada mencairnya cadangan minyak dan gas bumi.
Dengan masa depan ekonomi negara tersebut tidak lagi bergantung pada deposit di luar negeri.
"Tidak seperti banyak negara penghasil minyak dan gas lainnya, kami segera menciptakan dana kekayaan kedaulatan. Kami memulai dengan 250 juta pound dan sekarang kami memiliki lebih dari 16 miliar dollar AS di ban," katanya tahun 2017.
"Pada saat itu, undang-undang tersebut mengatakan 90 persen pendapatan minyak dan gas akan digunakan untuk membeli obligasi pemerintah AS Sepuluh persen, kita dapat menggunakan untuk diversifikasi Karena kita tidak memiliki banyak pengalaman di pasar internasional, kami memutuskan untuk berinvestasi. semuanya dalam obligasi treasury AS," jelasnya.
"Ketika krisis keuangan 2008 melanda, ekonomi yang lebih baik daripada negara kita, negara-negara dengan tingkat internasional yang lebih kuat seperti Singapura dan Norwegia, kehilangan puluhan miliar. tetapi Timor Lorosa’e tidak kehilangan satu sen pun," terangnya.