Dian Kesumpramudya Nurputra, peneliti UGM yang terlibat dalam penelitian menerangkan, bahwa GeNose bekerja dengan cara mendeteksi Volatile Organic Compound (VOC) yang terbentuk karena adanya infeksi Covid-19 lewat hembusan napas seseorang.
Hembusan itu diambil melalui sensor-sensor dan kemudian diolah datanya dengan bantuan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence) untuk meneteksi hingga mengambil keputusan hasil.
GeNose juga mengaplikasikan desain yang mudah dibawa, efisien, dan dapat dioperasikan oleh seseorang secara mandiri.
Menurut Dian, GeNose telah melalui uji profiling dengan menggunakan 600 sampel data valid di Rumah Sakit Bhayangkara dan Rumah Sakit Lapangan Khusus Covid Bambanglipuro di Yogyakarta.
Dari uji tersebut diketahui hasilnya menunjukkan tingkat akurasi 97 persen.
Harapannya, GeNose bisa segera dimanfaatkan oleh masyarakat luas.
Setidaknya pada Desember 2020, alat yang dikembangkan oleh para peneliti UGM ini dapat digunakan untuk skrining.
"Jika sudah uji klinis dan mendapat ijin edar dari Kemenkes, pastikan alat disampaikan pada Satgas bisa menjadi alat tes untuk membantu upaya Indonesia meningkatkan rasio testing," pungkas Dian. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "GeNose UGM Mampu Deteksi Covid-19 dalam 80 Detik"