Dokumen 5, tanggal 5 dan 6 Desember, memberikan jadwal dua hari Kissinger di Indonesia.
Ia bertemu dengan Menteri Luar Negeri Indonesia Adam Malik, namun tidak ada catatan pertemuan itu yang ditemukan.
Setelah invasi, pemerintahan Ford seolah-olah menunda penjualan senjata baru ke Indonesia, menunggu tinjauan Departemen Luar Negeri selama enam bulan.
Dalam catatan pengarahan mereka, William Burr dan Michael L.Evans dari Arsip Keamanan Nasional, mendokumentasikan bagaimana peralatan militer yang sudah ada dalam pipa terus mengalir ke Suharto selama peninjauan, dan AS membuat empat penawaran baru untuk peralatan militer.
Dokumen-dokumen tersebut menunjukkan bahwa sejak Juli 1975, Ford telah memberikan sinyal yang cukup jelas kepada Soeharto bahwa jika rezim Indonesia mencaplok Timor Leste, Washington akan berdiri di samping sekutunya, yang paling berharga di Asia Tenggara.
Menurut catatan pengarahan yang menyertai dokumen, yang ditulis oleh Burr dan Evans dari Arsip Keamanan Nasional itu, invasi terakhir, operasi dengan nama sandi Komodo, awalnya dijadwalkan pada awal Desember 1975, tetapi ditunda sampai selesainya kunjungan Ford dan Kissinger.
(*)
Artikel ini telah tayang di Intisari-Online.com dengan judul "Indonesia Hanya Ditunggangi, Ternyata Amerika Sebanarnya Ketakutan Setengah Mati hingga Perintahkan Indonesia Invasi Timor Leste Gara-gara Hal ini"
Komentar