Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Karyawannya Mayoritas Orang Indonesia, Perusahaan Malaysia Ini Ketahuan Lakukan Kerja Paksa dan Kekerasan Pada Pegawainya, Boroknya Justru Dikuliti Amerika

None - Jumat, 02 Oktober 2020 | 12:42
(Ilustrasi) Kelapa sawit siap di jual ke pabrik-pabrik dan seperti diketahui kelapa sawit sebagai hasil produk u
dok.kemendes

(Ilustrasi) Kelapa sawit siap di jual ke pabrik-pabrik dan seperti diketahui kelapa sawit sebagai hasil produk u

Gridhot.ID - Malaysia memiliki perusahaan produsen olahan sawit terbesar di dunia.

Bahkan produknya sudah menjadi komoditas utama bagi beberapa negara.

Namun kini perusahaan tersebut sepertinya harus berhadapan dengan Amerika Serikat.

Pemerintah Amerika Serikat (AS) memblokir impor minyak sawit dan produk olahannya dari perusahaan Malaysia, FGV Holdings, yang merupakan salah satu produsen terbesar di dunia.

Baca Juga: Kursi Kosong di Mata Najwa Telah Menanti Kehadirannya, Menkes Terawan Respon Tantangan Najwa Shihab: Tunggu Tanggal Mainnya!

Penutupan keran impor ini terkait ada dugaan praktik kerja paksa yang dilakukan perusahaan Malaysia kepada puluhan ribu pekerja perkebunannya.

Sebelumnya, Customs and Border Protection (CBP) AS mengeluarkan larangan produk FGV pada Rabu (30/9).

Ini dilakukan setelah penyelidikan selama setahun oleh badan tersebut menunjukkan ada pelecehan, penipuan, kekerasan fisik dan seksual, intimidasi dan penyimpanan dokumen identitas secara ilegal terhadap pekerja FGV.

Tapi pada Kamis (1/10), FGV Holding menyatakan, mereka tidak pernah melakukan kerja paksa seperti yang dituduhkan Pemerintah AS.

Baca Juga: Heboh Rekening 'Gendut' Cleaning Service Kejagung, Bareskrim Selidiki Saldo Ratusan Juta Milik Joko, Langsung Datangi 2 Bank Ini

"FGV kecewa karena keputusan tersebut dibuat ketika FGV telah mengambil langkah konkret selama beberapa tahun terakhir dalam menunjukkan komitmennya untuk menghormati hak asasi manusia dan menegakkan standar ketenagakerjaan," kata FCV dalam sebuah pernyataan yang dikutip Reuters.

Source : kontan

Editor : Grid Hot

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Tag Popular

x