Pada Senin (28/9/2020), Obervatorium Suriah untuk HAM yang berbasis di Inggris mengatakan, Turki telah mengirim setidaknya 300 proxies dari Suriah Utara.
Pernyataan terbaru Pashinyan ini diamini oleh Emmanuel Macron yang mengatakan, laporan intel juga mengungkap tentara yang ditarik dari kelompok milisi telah melintasi Turki dalam perjalanan ke Azerbaijan.
Presiden Perancis itu mengatakan, "garis merah telah dilintasi, yang tidak bisa diterima" dan menuntut penjelasan dari Ankara.
Meski begitu, dunia terus meminta Armenia dan Azerbaijan menyudahi peperangan, bahkan ketika terjadi eskalasi konflik yang mengancam akan menyedot kekuatan regional Rusia dan Turki ke dalam konflik.
Dalam seruan bersama pada Kamis (1/10/2020), Presiden Rusia Vladimir Putin, Presiden AS Donald Trump, dan Macron mendesak kedua pihak kembali bernegosiasi untuk menyelesaikan sengketa teritorial yang sudah berlangsung lama.
Pashinyan dan pemimpin Azerbaijan Ilham Aliyev sama-sama menolak gagasan untuk mengadakan perundingan.
PM Armenia tersebut berkata, "Nagorny Karabakh tak bisa menurunkan senjata, karena itu akan menyebabkan genosida."
"Orang-orang yang tinggal di sana menghadapi ancaman eksistensial."
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul: "Sebut Azerbaijan Dibantu Turki, PM Armenia Paparkan Buktinya."
(*)