Restoran kecilnya itu dengan cepat berkembang menjadi restoran hotpot terbesar di Kota Jianyang, Sichuan. Tahun 1998, restoran keduanya bernama Lou Wai Lou dibuka.
Setelah satu dekade berjalan, pada tahun 2010 Yong membuka sekolah pelatihan manajeman restoran. Bisnis Yong mulai berkembang ke AS saat membuka cabang Hai Di Lao pertama di Los Angeles tahun 2013.
Forbes mencatat, saat ini Hai Di Lao memiliki pemasukan sebesar US$ 17 miliar dari 466 cabang restoran yang tersebar di China, AS, Jepang, Korea Selatan, dan tentunya Singapura.
Hai Di Lao terkenal dengan hidangan pedas dan layanan pelanggannya yang luar biasa baik. Bahkan restoran hotpot khas China ini menawarkan manikur gratis untuk pelanggan yang menunggu. Pelayanan pelanggan yang maksimal inilah yang turut mengantarkan Zhang Yong menjadi orang terkaya di Singapura.
Fakta menarik, Zhang Yong yang tidak menyelesaikan sekolah menengah mengaku tidak mengerti bagaimana cara menghidangkan hotpot saat pertama kali membuka restoran tahun 1994 silam.
Hotpot sendiri merupakan jenis makanan khas Sichuan yang sudah menjadi budaya masyarakat setempat. Kini mulai banyak restoran dengan konsep hotpot khas Sichuan tersebar di berbagai negara.
Sebagai pemimpin jaringan Hai Di Lao di seluruh dunia, saat ini Zhang Yong masih menjadi orang terkaya di Singapura. Ia juga ada di peringkat 118 dalam daftar Billionaires 2020 versi majalah Forbes.
Artikel ini telah tayang di Kontan dengan judul Profil Zhang Yong, pengusaha kuliner yang jadi orang terkaya di Singapura.
(*)