Gridhot.ID - Tahun 2020 memang menjadi tahun yang panas.
Bukan hanya masalah krisis, namun suasana geopolitik juga nampak penuh tensi tinggi.
Salah satunya adalah urusan China dengan Indonesia.
Sepanjang tahun 2020 ini banyak sekali insiden masuknya kapal-kapal nelayan asal China yang dikawal kapal coast guard terdeteksi masuk ke perairan Natuna secara ilegal.
Masuknya kapal-kapal Negeri Tirai Bambu di Zona Eksklusif Ekonomi (ZEE) Indonesia membuat berang pihak Indonesia.
Pemerintah sendiri, lewat Kementerian Luar Negeri, telah mengirim nota protes resmi dan memanggil Dubes China untuk Indonesia di Jakarta April lalu.
Dilansir dari Harian Kompas, 23 Juli 2016, Haposan Napitupulu, mantan Deputi Badan Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas, menjabarkan kalau laut Natuna memiliki cadangan minyak dan gas ( migas) yang sangat besar.
Baru-baru ini, Kontraktor Kontrak Kerja Sama ( KKKS) Medco E&P Natuna kembali menemukan cadangan komersial untuk dikembangkan melalui pemboran sumur eksplorasi West Belut-1.
Pelaksana Tugas Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas Susana Kurniasih mengatakan, dengan temuan tersebut membuat sepanjang tahun 2020 Medco E&P Natuna memiliki success ratio pemboran sebesar 100 persen.
Sebelumnya KKKS tersebut juga berhasil menemukan cadangan hidrokarbon melalui 3 sumur eksplorasi di Wilayah Kerja (WK) South Natuna Sea Block B.