Xi juga menekankan kepada pasukan China untuk fokus pada latihan "berorientasi pertempuran" dan "pasukan-ke-pasukan".
Kunjungan Presiden Xi, klaim analis militer, akan mengirimkan sinyal bahwa China akan "mempercepat persiapannya untuk setiap potensi konflik militer" di beberapa area.
Area yang dimaksud termasuk Laut China Selatan dan Taiwan yang disengketakan, yang diklaim Beijing sebagai bagian dari China.
China, yang selama bertahun-tahun terkunci dalam sengketa maritim dengan negara-negara pesisir lainnya di Laut China Selatan, dalam beberapa bulan terakhir mengadakan latihan militer di bagian-bagian jalur perairan strategis yang disengketakan.
Tapi AS menuduh China berusaha membangun "kerajaan maritim" di daerah itu.
Anggota Dewan Negara Wang Yi, diplomat tinggi pemerintah China, mengatakan Beijing dan anggota ASEAN harus bekerja sama untuk menghilangkan "gangguan eksternal" di Laut China Selatan.
Yi, yang sedang berkunjung ke Malaysia sebagai bagian dari tur singkat Asia Tenggara, tidak menjelaskan lebih lanjut tetapi menekankan pada konferensi pers kemarin: “Menurut pandangan kami, masa depan kawasan harus ditentukan oleh orang-orang di kawasan itu.
“Untuk negara-negara Asia Timur, kami memiliki hak untuk mencapai stabilitas kami sendiri.
"Kami juga memiliki hak untuk mengejar kebijakan luar negeri yang independen."
Namun, Menteri Luar Negeri Malaysia Hishammuddin Hussein mengatakan perselisihan tentang Laut Cina Selatan harus diselesaikan secara damai melalui dialog regional.(*)