Namun sejak tiga hari terakhir, dia mengaku kehabisan beras.
Untuk menahan lapar, ia terpaksa membeli susu sachet. Namun rasa kenyang dari susu tak membuatnya bertahan.
Saat malam ia kerap merasa kelaparan.
Walaupun tak memiliki beras, Saparia mengaku malu meminta kepada tetangga.
"Mau gimana lagi kasihan kita ini orang tidak bisa apa-apa kalau sakit begini tidak pergi cari botol. Padahal hanya botol sumber penghasilan. Apalagi saya malu minta beras pada tetangga," kata Saparia.
Saat dikonfirmasi terpisah, Kepala Desa Polewali Ambo Cinning membenarkan jika Sikking anak pertama Saparia telah menjual tanah milik ibunya.
"Memang anaknya itu seperti maling kundang, masa tega dengan orangtua sendiri," kata Ambo.
Ia menjealskan selama Saparia juga mendapatkan bantuan termasuk BLT dana desa untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari.
"Memang diutamakan bantuannya kepada Saparia karena memang layak menerima," ungkapnya.(*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kisah Nenek Saparia yang Hidup Sebatang Kara, Tanah Dijual Anak, Minum Susu Sachet untuk Menahan Lapar"