Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Doktrin Sejarah Negaranya Soal 'Anti-Nuklir' Tak Tergoyahkan, Jepang Ngotot Menolak Bergabung dalam Perjanjian Larangan Nuklir PBB, Trauma Masa Lalu Jadi Alasan

None - Rabu, 28 Oktober 2020 | 13:42
Ilustrasi
Screenshot asiatimes.com

Ilustrasi

Saat ditanya apakah Jepang akan berperan sebagai pengamat dalam berjalannya perjanjian larangan nuklir, Kato menekankan saat ini perlu adanya pertimbangan cermat berdasarkan posisi Jepang dalam hubungan internasional.

Baca Juga: Anggota DPR RI: Jangan Sampai Pulau Komodo Berubah Jadi Pulau Mang Dodo

Tokoh Partai Demokrat Lliberal yang berkuasa saat ini, Fumio Kishida, melihat perjanjian larangan nuklir yang segera diberlakukan PBB merupakan langkah yang berarti dalam mewujudkan dunia tanpa senjata nuklir.

"Sebagai satu-satunya negara yang menderita bom atom dalam perang, kita harus memikirkan bagaimana kita bisa menjadi jembatan untuk para negara nuklir untuk duduk bersama di meja perundingan," ungkap sanga mantan Perdana Menteri Jepang tersebut.

Aturan larangan senjata nuklir PBB akan mulai berlaku pada 22 Januari 2021 mendatang.

Baca Juga: Saking Bahagianya Hingga Unggah Video Duet Bareng Ariel Noah, BCL Didoakan Berjodoh dengan Mantan Luna Maya, Netizen: Semoga Cepat Menikah!

Beberapa hari terakhir gelombang unjuk rasa muncul di Jepang.

Mereka menuntut pemerintah untuk bergabung dalam perjanjian larangan nuklir tersebut.

Senjata nuklir memang masih menjadi sesuatu yang sensitif bagi sebagian besar penduduk Jepang.

Pengalaman buruk di masa lalu jelas jadi alasan utamanya.

Baca Juga: Meninggal Setelah Sakit Berkepanjangan di Usia Muda, Pangerang Brunei Abdul Azim Punya Rekam Jejak yang Luar Biasa, Mantan Murid Akademi Militer Inggris yang Dekat dengan Selebriti Dunia

Setiap tahunnya puluhan hingga ratusan aktivis berunjuk rasa terkait perjanjian larangan nuklir tersebut.

Source :Kontan.co.id

Editor : Grid Hot

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Tag Popular

x