Ritual tersebut, kata Roy, dilakukan masyarakat setiap hari, bahkan setelah ia keluar dari rumah sakit tersebut, dan menjalani karantina mandiri sejak 11 April 2020.
Hal itu diungkapkan Roy dalam acara Bincang-bincang Sabtu Pagi Penyintas Covid-19 yang digelar Lentera Talenta Indonesia secara virtual, Sabtu (31/10/2020).
"Setelah saya pulang di daerah-daerah apartemen saya juga begitu."
"Setiap pukul 19.00 itu lonceng gerejanya dibunyikan."
"Kalau di New York kan setiap sudut ada gerejanya, kemudian orang pada teriak, tepuk tangan, pakai terompet selama lima menit," beber Roy.
Roy yang berada di New York untuk menjenguk cucunya yang baru lahir itu mengungkapkan, ia dinyatakan positif Covid-19 pada 5 April 2020, dan baru dirawat di rumah sakit tersebut pada 7 April 2020, karena membeludaknya pasien di rumah sakit tersebut.
Selama menjalani perawatan di sana, ia dirawat satu kamar bersama pasien covid-19 lain, yang kondisinya lebih parah karena sudah menggunakan ventilator.
Selama dirawat di sana, ia mengaku hanya mendapatkan vitamin, makanan bergizi, dan antibiotik, untuk mengobati batuk berdarahnya akibat Covid-19, mengingat saat itu baru awal pandemi menyerang Amerika Serikat.
Namun yang membuatnya terkesan, dokter dan suster di sana tetap bersikap ramah dan lebih banyak mengajaknya bercanda.
"Waktu di rumah sakit kayaknya dokter dan suster di sana kayaknya ditraining untuk ramah."