Indonesia menginvasi Timor Timur pada tahun 1975 dan mencaploknya pada tahun 1976.
Kelompok pro-Indonesia khawatir kemerdekaan dapat memicu kembalinya perang saudara setelah penarikan Portugal yang tiba-tiba pada tahun 1975.
Beberapa pemimpin pro-kemerdekaan mendesak Jakarta untuk tidak terlalu cepat meninggalkan bagian timur pulau Timor.
Menteri Luar Negeri Australia, Alexander Downer, kemarin mengatakan bahwa otonomi masih merupakan pilihan terbaik bagi Timor Leste.
"Di sisi lain, jika pada akhirnya Timor Leste merdeka, kami jelas harus menerima itu," kata Downer kepada BBC di London.
Menteri Luar Negeri Indonesia pada saat itu, Ali Alatas, mengatakan Indonesia tidak akan tiba-tiba keluar dari Timor Timur seperti yang dilakukan Portugal.
"Saya dengan tegas menolak pandangan beberapa orang yang telah memberikan komentar mereka seolah-olah kami hanya akan berkemas dan pergi dengan cara yang sama yang dilakukan Portugal pada Agustus 1975 dengan cara yang sangat tidak bertanggung jawab," katanya kepada wartawan setelah rapat kabinet.
Menteri Luar Negeri, Andrews, telah mengumumkan niat Pemerintah untuk membantu pengiriman pengawas PBB ke Timor Leste untuk mengawasi gencatan senjata dan penarikan pasukan Indonesia, Joe Humphreys melaporkan.
Seorang juru bicara Departemen mengatakan akan memberikan bantuan personel atau keuangan tergantung pada apa yang diinginkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa.(*)
Artikel ini telah tayang di Intisari-Online.com dengan judul "Padahal Indonesia Sudah Pasrah Saat Timor Leste Memilih Untuk Merdeka, Tak Disangka Rakyat Timor Leste yang Pro-Indonesia Justu Lakukan Aksi Tak Terduga Ini"
Komentar