Masalah Biden
Trump memang telah merugikan "Negeri Panda" di sektor ekonomi dan politik, seperti kata analis politik Hua Po yang berbasis di Beijing, "China sangat merugi dalam rencana perdagangan dan teknologinya."
Pada Januari AS dan China menandatangani gencatan senjata di perang dagang, yang mewajibkan Beijing tambah mengimpor produk Amerika senilai 200 miliar dollar AS selama 2 tahun, meliputi mobil, mesin, minyak, hingga produk pertanian.
Washington juga bersitegang dengan perusahaan-perusahaan teknologi China yang disebutnya mengancam keamanan nasional, seperti TikTok dan Huawei contohnya.
Ketegangan juga meluas ke sektor pertahanan dan HAM, lewat persoalan Taiwan, Hong Kong, dan perlakuan terhadap minoritas Muslim Uighur di Xinjiang.
Akan tetapi China mungkin bakal lebih terpojok kalau capres AS dari Partai Demokrat, Joe Biden, menang melawan Trump.
Beijing khawatir jika Biden memperbarui kebijakan AS di bidang HAM, lalu menekan China pada masalah Uighur, Tibet, dan kebebasan di Hong Kong.
"Biden kemungkinan akan lebih keras daripada Trump dalam masalah hak asasi manusia di Xinjiang dan Tibet," lanjut Zhu dari Universitas Bucknell.
Sementara itu di sektor teknologi dan perdagangan yang merupakan titik utama ketegangan AS-China, belum diketahui apa yang akan dilakukan Biden.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | None |
Editor | : | Nicolaus |
Komentar