Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

'Pertempuran Tanpa Bom dan Peluru', Berikut Gambaran Gerbang Perang Dunia Ketiga yang Mulai Terbuka, Negara-negara Maju Bakal Berlomba-lomba Kembangkan Ini

None - Sabtu, 07 November 2020 | 12:13
Perang antara Armenia dan Azerbaijan.
arabnews

Perang antara Armenia dan Azerbaijan.

Sementara 203.000 orang AS telah tewas dalam tujuh bulan pertama perang dunia III. "Fakta: Orang Amerika terbunuh oleh virus ini dengan kecepatan tiga kali lebih cepat daripada tentara kita yang terbunuh oleh peluru Jerman dan Jepang," ujar Zimmerman.

Menurut Zimmerman, selama beberapa bulan sepertinya AS menang, tetapi virus telah membuka front baru dan menjajah wilayah baru. Gelombang ketiga virus corona ini telah menyebar ke seluruh Amerika Serikat.

Terlepas dari optimisme Presiden AS Donald Trump, ia bilang, tidak ada pengobatan yang terbukti ampuh untuk mematikan virus ini. Demikian, juga, Zimmerman bilang, tidak ada vaksin yang memberikan perlindungan nyata.

Baca Juga: Mau Fokus Rawat Anak, Teddy Serahkan Urusan Berkas Harta Gono-gini yang Diambil Putri Delina ke Pengacara: Yang Jelas Sekarang...

"Kita semua merupakan umpan meriam dalam perang ini, dan inilah saatnya untuk mengakui faktanya. Tapi kita bukannya tidak berdaya. Sama seperti pasukan kita yang mengenakan pelindung tubuh sebelum berperang, kita memiliki perlindungan fisik," tuturnya.

"Sama seperti jenderal kita mempelajari strategi dan taktik untuk mengalahkan musuh manusia, kita tahu bagaimana menggunakan sumber daya kita untuk mengakhiri pemerintahan teror virus corona ini," tambahnya.

Tapi pertama-tama, Zimmerman menjelaskan, misalkan sejumlah negara berhasil mendapat vaksin pada akhir tahun 2020. Jika seperti kebanyakan vaksin, ini hanya akan efektif 50% sampai 80%.

Baca Juga: Dinobatkan Jadi Menteri Berkinerja Terbaik Versi Survei Indo Barometer, Prabowo Subianto Malah Akui Tak Nyaman dengan Prestasinya, Ini Alasannya

"Bahkan jika Anda pernah mengalami suntikan, jika Anda terpapar virus, Anda dapat memiliki peluang untuk terinfeksi," sambungnya.

Beberapa orang tidak sakit parah karena terinfeksi virus ini. Zimmerman memberi contoh putrinya terjangkit virus ini beberapa bulan yang lalu, kehilangan indra perasa selama dua minggu, dan merasa tidak enak badan. Dan kemudian dia bangkit kembali normal.

"Banyak korban mengalami satu atau dua minggu kesakitan, sesak napas, sakit parah, demam tinggi, tetapi kemudian sembuh. Beberapa sakit selama berbulan-bulan. Dan sekitar 1% dari semua yang sakit, mereka meninggal," tuturnya.

Tidak ada cukup Regeneron untuk semua orang; penelitian terbaru mengatakan Remdesivir tidak banyak membantu.

Source :Kontan.co.id

Editor : Grid Hot

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Tag Popular

x