Ketika bom mencapai ketinggian 13.000 kaki di atas tanah, bom itu meledak, menghasilkan ledakan buatan manusia yang paling kuat dalam sejarah.
Untuk konteksnya, jika dijatuhkan di pusat kota London, bom dan gelombang kejut yang dihasilkan akan menghapus kota London dari peta dan bisa menyebabkan luka bakar tingkat tiga ke orang-orang yang jauh sampai kota Reading.
Ledakan itu juga cukup besar untuk dicatat sebagai gempa bumi dengan kekuatan 5 skala Richter, dan diambil oleh pusat seismologi di seluruh dunia.
Kilatan dari ledakan tersebut dapat dilihat di Norwegia, sementara dampak radioaktif menyebar secara luas di seluruh Skandinavia, memicu kecaman internasional atas uji coba tersebut.
Pada tahun 1963, sebagian sebagai akibat dari uji coba Tsar Bomba, Amerika Serikat dan Rusia menandatangani perjanjian yang melarang semua uji coba senjata nuklir atmosfer.
Ini berarti, senjata nuklir harus diuji di bawah tanah.
Alih-alih membangun perangkat yang lebih besar daripada Tsar Bomba, AS memutuskan bahwa itu tidak akan praktis untuk digunakan dalam konflik dan malah berlomba untuk mengecilkan bom agar bisa dipasang pada rudal.
Perjanjian berikutnya pada tahun 1990 melarang semua pengujian nuklir.
Pada 2017, 84 negara menandatangani Perjanjian Larangan Nuklir PBB.
Namun, tidak ada satu pun negara bersenjata nuklir yang setuju untuk menandatangani pakta tersebut.(*)
Artikel ini pernah tayang di Kontan.co.id dengan judul "Mengenal Tsar Bomba, bom nuklir terbesar di dunia buatan Uni Soviet"
Source | : | Kontan.co.id |
Penulis | : | None |
Editor | : | Nicolaus |
Komentar