Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

75 Tahun Berlalu, Masyarakat Kenang Perjuangan Arek Suroboyo Usir Penjajah, Berikut Runtutan Peristiwa 10 November 1945

None - Rabu, 11 November 2020 | 08:42
Fragmen pertempuran antara arek Suroboyo dengan Tentara Inggris saat Parade Surabaya Juang di Jalan Gubernur Suryo, Surabaya, Minggu (8/11/2015). Parade Surabaya Juang dilakukan untuk menyambut Hari Pahlwan dengan rute Tugu Pahlawan melintasi Jalan Tunjungan dan berakhir di Balaikota Surabaya.
(KOMPAS/BAHANA PATRIA GUPTA)

Fragmen pertempuran antara arek Suroboyo dengan Tentara Inggris saat Parade Surabaya Juang di Jalan Gubernur Suryo, Surabaya, Minggu (8/11/2015). Parade Surabaya Juang dilakukan untuk menyambut Hari Pahlwan dengan rute Tugu Pahlawan melintasi Jalan Tunjungan dan berakhir di Balaikota Surabaya.

Itu dilakukan semata-mata demi melindungi pasukannya dari amukan masyarakat Surabaya. Permintaan itu dituruti, kontak senjata dihentikan, dibentuk komite penghubung, dan sekutu mau mengakui kedaularan.

Namun, nggak lama dari itu, sekutu ini justru melakukan penyerangan di kampung penduduk. Kontan hal itu menyulut pertikaian.

Baca Juga: Perang Dunia 3 Nampak Tak Lama Lagi Terjadi, Perwira Militer Inggris Bongkar Situasi Konflik Dunia Saat Ini: Keadaannya Sekarang Sangat Tak Pasti dan Penuh Gelisah

Buntutnya, para pimpinan sekutu yang terdiri dari Jenderal Mallaby, Kapten Smith, Kapten Shaw, dan Letnan Laughland ditahan oleh sekelompok pemuda.

Mayor Venugopall pun melempar granat ke arah pemuda itu. Pertikaian hebat pun terjadi, di sana Mallaby terbunuh entah, terkena granat atau ditusuk pemuda menggunakan bambu runcing, ada beberapa versi berbeda yang beredar.Inggris pun mengecam keras peristiwa itu.Kapten Shaw yang juga menjadi tawanan, mengancam akan membalas perlakuan yang diterima sekutu dengan mengerahkan seluruh kekuatan Inggris, baik darat, laut, dan udara.

Baca Juga: Hakim Sampai Minta Tenangkan Diri, Tangis Djoko Tjandra Pecah Saat Bersaksi di Sidang Jaksa Pinangki, Joker: Saya Akhirnya Tahu Dia Tak Mampu Membantu

Mereka pun meminta masyarakat Surabaya menyerah jika tidak ingin dihancurleburkan. Demi mengantisipasi balasan yang dimaksud, rakyat Surabaya pun dilatih menggunakan senjata dan granat tangan.

Pemuda-pemuda dan pasukan TKR mempersiapkan diri untuk terjadinya pertempuran. Rakyat pun memiliki semangat yang berapi-api untuk memberikan perlawanan. Inggris kembali mendatangkan pasukan setelah kematian Mallaby, akli ini dipimpin oleh Mayor Jenderal E.C. Mansergh.

Menyerah tanpa syarat

Pada 8 November, mereka mengirimkan surat kepada Gubernur Soeryo. Surat itu berisi ancaman serius sekutu untuk menggempur seluruh Surabaya. Soeryo pun membalas surat itu keesokan harinya, namun entah bagaimana surat itu tidak sampai ke tangan sekutu.

Hal itu pun membuat pihak sekutu mengeluarkan ultimatum yang berisi perintah pada orang-orang Indonesia untuk meletakkan bendera Merah Putih di atas tanah dan para pemuda harus menghadap pada sekutu dengan angkat tangan atau menyerahkan diri.

Pemuda juga harus bersedia menandatangani surat yang menyatakan menyerah tanpa syarat. Mansergh menginstruksikan agar seluruh perempuan dan anak-anak meninggalkan Surabaya sebelum pukul 19.00 WIB.

Source :Kompas.com

Editor : Grid Hot

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Tag Popular

x