Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Donald Trump Lengser, Korea Utara Disebut Tak Akan Bahagia dengan Kepemimpinan Joe Biden, Persahabatan Kim Jong Un dengan Amerika Serikat Kini Terancam

None - Rabu, 11 November 2020 | 15:42
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un memberikan arahan mengenai latihan sub unit mortar tentara Korea Utara, dalam gambar yang dirilis KCNA pada 10 April 2020.
KCNA

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un memberikan arahan mengenai latihan sub unit mortar tentara Korea Utara, dalam gambar yang dirilis KCNA pada 10 April 2020.

Gridhot.ID - Amerika Serikat memang sempat panas akibat musim politik yang sudah berlangsung.

Kini mereka sedang bersuka cita atas terpilihnya Joe Biden sebagai presiden yang baru.

Pemilihan Presiden Amerika Serikat 2020 berakhir dengan kemenangan Joe Biden-Kamala Harris dari Partai Demokrat.

Keduanya mengalahkan pasangan Donald Trump-Mike Pence dari Partai Republik.

Biden memastikan kemenangan setelah meraih 290 suara elektoral, sedangkan Trump dari hanya meraih 214 suara elektoral.

Atas kemenangannya tersebut, Biden pun memperoleh ucapan selamat dari para pemimpin dunia, meski ada pula yang belum berkomentar mengenai kemenangannya.

Baca Juga: Sentil Soal Tata Kelola Ibu Kota, Megawati Sebut Jakarta Kini Amburadul, Wakil Gubernur DKI: Inilah Kota yang Kita Bangun Bersama

Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un adalah salah satunya.

Kim Jong-un belum berkomentar secara terbuka tentang hasil pemilu AS.

Para analis bahkan memperingatkan, Kim Jong-un bisa saja merencanakan putaran baru uji coba rudal nuklir sebagai tantangan bagi Presiden terpilih AS Joe Biden.

Namun para ahli memperingatkan bahwa tidak ada kecintaan yang hilang antara diktator Korea Utara dan orang yang menuju Gedung Putih.

Biden mencap Kim sebagai "preman" selama debat presiden kedua dengan Donald Trump, dan membandingkannya dengan Hitler.

Melansir Express.co.uk, Senin (9/11/2020), Andrei Lankov, seorang profesor studi Korea Utara di Universitas Kookmin di Seoul, berkata: "Pyongyang akan sangat tidak bahagia."

Baca Juga: Kepulangan Habib Rizieq Jadi Topik Utama, ILC Mendadak Diumumkan Batal Tayang, Sosok Ini Singgung Soal Telepon Gaib

Lankov mengatakan ada peluang kecil tapi nyata dari kesepakatan diplomatik dengan Pyongyang seandainya Trump memenangkan masa jabatan kedua.

Tapi dia memperingatkan: "Biden hanya akan menendang kaleng di jalan."

Dia melanjutkan: "Di setiap akhir masa jabatan Presiden AS, mereka berada dalam situasi yang lebih buruk daripada di awal masa jabatan.

"Baik Barack Obama maupun Donald Trump tidak terkecuali, dan kemungkinan besar Joe Biden tidak akan menjadi presiden yang dikecualikan."

Dan ada kekhawatiran Kim akan melanjutkan program rudal nuklir jarak jauhnya.

Hal ini dilakukan sebagai cara untuk menguji tekad kepemimpinan Washington yang baru.

Baca Juga: Video Anggota TNI AD Rekam Perjalanan Menuju Bandara Soekarno-Hatta Jadi Viral, Sang Prajurit Sempat Tuliskan Tugas yang Diberikan Komando, Kapendam Jaya Beri Klarifikasi

Bruce Klingner, seorang rekan senior di Heritage Foundation, mengatakan: “Korea Utara secara historis telah meningkatkan ketegangan di awal pemerintahan baru AS dan Korea Selatan untuk, dalam kata-kata seorang pembelot Korea Utara, 'melatih mereka seperti anjing' dan mendorong konsesi."

John Delury, seorang profesor di Universitas Yonsei di Seoul mengatakan lingkaran dalam Kim mungkin sudah mendiskusikan apakah akan memberi waktu administrasi Biden atau meluncurkan rudal sekarang "untuk membuat diri kita berada di radar" dan memprovokasi tanggapan.

Pendahulu Biden, Donald Trump, mengklaim telah menikmati "persahabatan khusus" dengan Kim dan kedua pemimpin bertemu pada tiga kesempatan untuk membahas perlucutan senjata nuklir.

Tetapi Delury lebih optimis daripada beberapa orang tentang prospek proses diplomatik yang diperbarui dan mengatakan Biden memiliki peluang lebih baik untuk menempa konsensus bipartisan di Korea Utara.

Dia mengatakan kepada Washington Post: “Orang Korea Utara telah berteriak dari atas atap bahwa hubungan yang baik dengan Donald Trump tidak menyelesaikan masalah kami, bahwa yang mereka inginkan adalah hubungan yang berbeda dengan Amerika Serikat.

"Mereka menginginkan Joe Biden karena mereka membutuhkan Amerika Serikat, bukan hanya Donald Trump."

Baca Juga: Masa Jabatannya Tak Lama Lagi, Trump Pecat Menteri Pertahanan Mark Esper, Ketua DPR AS Sebut Presiden Amerika Tabur Kekacauan

Presiden Korea Selatan Moon Jae-in mengatakan dia akan memastikan tidak ada celah dalam aliansi dengan AS dan proses membangun perdamaian di semenanjung Korea, saat dia memberi selamat kepada Biden atas keberhasilan pemilihannya.

Dia berkata: "Kami akan mengumpulkan kekuatan sebagai aliansi pada nilai-nilai demokrasi, perdamaian, hak asasi manusia, solidaritas internasional dan kerjasama multilateral."

Korea Selatan menganggap Trump sebagai mitra yang bersedia dalam upaya untuk bertemu dengan Kim, tetapi hubungan itu tegang oleh perselisihan tentang bagaimana terlibat dengan Pyongyang, perdagangan, dan permintaan Trump agar Seoul membayar miliaran dolar lebih untuk mendukung kehadiran pasukan di semenanjung.

Artikel ini telah tayang di Intisari dengan judul Korea Utara 'Tidak Senang' dengan Kemenangan Biden, Pakar Sebut Kim Jong-un Bisa Bikin 'Ulah' Lakukan Hal Ini: Pyongyang Akan Sangat Tidak Bahagia.

(*)

Source : intisari

Editor : Grid Hot

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Tag Popular

x