Selama debat presiden terakhir pada Oktober, Trump mengulangi bagaimana pemerintahannya memiliki hubungan baik dengan Pyongyang.
"Korea Utara? Kami tidak sedang berperang. Kami memiliki hubungan yang baik. Orang-orang tidak mengerti - memiliki hubungan yang baik dengan para pemimpin negara lain adalah hal yang baik," jelas Trump.
Namun hubungan Korea Utara dengan Biden tampaknya sudah dimulai dengan jalan berbatu setelah media yang dikelola pemerintah mengecam mantan Wakil Presiden AS atas komentarnya tentang Kim.
"Anjing rabies seperti Biden dapat melukai banyak orang jika mereka dibiarkan berlarian. Mereka harus dipukul sampai mati dengan tongkat, sebelum terlambat," tulis KCNA.
Ledakan brutal itu terjadi setelah Biden mencap pemimpin Korea Utara itu sebagai "tiran", membandingkannya dengan Hitler.
Pada bulan Oktober, Kim mengungkap rudal balistik antarbenua baru selama parade militer yang menurut para ahli dapat menewaskan setidaknya 1,5 juta orang dalam hitungan detik.
Laporan pekan lalu mengklaim bahwa Korea Utara sedang membangun kapal selam nuklir hari kiamat yang mampu memusnahkan target musuh.
Ha Tae Keung, dari komite intelijen parlemen Korea Selatan, mengatakan kepada Reuters: "Salah satu kapal selam yang dibangun Korea Utara dapat membawa rudal balistik yang diluncurkan oleh kapal selam (SLBM).
"Salah satunya adalah Romeo Class yang dimodifikasi dan yang lainnya berukuran sedang-besar," jelasnya.
Artikel ini telah tayang di Kontan.co.iddengan judul: "Hubungan Korut-AS diprediksi memburuk pasca Joe Biden menang, ini sinyalnya."
(*)