Dia mengatakan, bahwa PBB harus meninggalkan negara itu, setelah sebuah dokumen bocor.
PBB dianggap membocorkan dukumen, yang menuduh Gusmao menjadi penghambat demokrasi, bahkan Gusmao meminta misi PBB di Timor Leste dibubarkan, dan pindah saja ke Timur Tengah untuk mengurus demokrasi di sana.
Perserikatan Bangsa-Bangsa telah menjauhkan diri dari dokumen itu dan mengatakan hubungannya dengan pemerintah Timor Leste kuat.
Tetapi ini bukan pertama kalinya pemerintah dan PBB berselisih dalam beberapa bulan terakhir.
Dokumen tersebut, yang diterbitkan oleh sebuah surat kabar Timor Leste, ditulis oleh seorang pegawai misi PBB dan bagian dari presentasi pada pertemuan PBB pada bulan Januari tahun 2011.
Dalam pidatonya di Dili, Gusmao dengan penuh semangat mempertahankan catatannya dalam mengembangkan demokrasi di Timor Tengah.
Presiden Jose Ramos-Horta, menyebut dokumen itu sebagai analisis palsu.
Ramos-Horta juga mengatakan banyak staf PBB di Timor Leste tidak dapat berbicara bahasa lokal dan jarang bergaul dengan orang Timor Leste.
Pemerintah menuduh PBB membuat laporan berdasarkan data yang sudah kadaluwarsa.
Kepala komunikasi dengan misi penjaga perdamaian PBB, Sandra McGuire, mengatakan dokumen PBB yang bocor tidak mencerminkan pandangan misi tersebut.