Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Siswa SMA N di Depok Diduga Gagal Jadi Ketua OSIS karena Agama, Kepala Sekolah Langsung Bantah Tuduhan Adannya Tindak Intoleran, Berikut Penjelasannya

None - Jumat, 13 November 2020 | 20:42
tangkapan layar dari pengguna twitter yang menyebarluaskan soal pemilihan ketua osis di SMAN 6 Depok
twitter.com/ @mahasiswaYUJIEM

tangkapan layar dari pengguna twitter yang menyebarluaskan soal pemilihan ketua osis di SMAN 6 Depok

Wati bercerita, sistem pemilihan ketua OSIS yang sudah berjalan selama ini dilakukan secara langsung. Tahun ini, karena pandemi Covid-19, pemilihan digelar secara daring penuh.Sekolah memanfaatkan aplikasi buatan siswa-siswi peserta ekstrakulikuler teknologi informasi untuk pemungutan suara. Wati bilang, ada berbagai kendala jelang hari pemilihan pada Selasa (10/11/2020) lalu, karena aplikasi itu belum diuji coba.

"Kami minta seminggu sebelumnya untuk divalidasi dan dicari kemungkinan kebocoran atau kelemahan dan sebagainya, tetapi anak-anak itu baru menyerahkan aplikasi ke operator sekolah itu H-1," ungkapnya.

Baca Juga: Bongkar Perilaku Asli Nathalie Holscher saat di Belakang Sule, Dicky Chandra: Bukan Mau Mbandingin ya, Cuma yang Ini...

"Akhirnya terpaksa aplikasi itu kita pakai pada hari pemilihan jam 13.00. Sudah lewat jam 13.00, username dan password-nya belum dibagi. Karena anak-anak panitia OSIS ini panik, mereka langsung share username dan password secara terbuka. Jadi, semua orang tahu username dan password orang lain, termasuk bapak dan ibu guru," jelasnya.

Saat dipakai, banyak pengguna yang nggak bisa masuk ke aplikasi. Wati berujar, ada sekitar 250 pemilih yang hak pilihnya nggak terakomodasi gara-gara kesalahan sistem ini. Beberapa upaya dilakukan dengan mengubah username dan password.

Beberapa berhasil, lainnya tidak. Lalu, lanjut Wati, seorang guru mengaku nggak bisa masuk aplikasi padahal sudah 3 kali ganti gawai.

Baca Juga: Terseret Kasus Suap Mantan Sekretaris MA Nurhadi, Nama 2 Jenderal Polisi dan 2 Politisi Ini Disebut-sebut Dalam Persidangan, Siapa Saja?

"Tetapi, ketika saya tanya ke admin, server itu dipegang anak-anak jadi tidak ada kontrol dari kami, data guru tersebut sudah login dan sudah memilih," ujar dia.

"Nah di situlah kami melihat ada kelemahan di sistem ini. Jadi, akhirnya kami putuskan lapor kepala sekolah, lalu rapat istimewa bersama wakil kepala sekolah," lanjut Wati.

Hasil rapat, mempertimbangkan asas keadilan, kejujuran, dan kerahasiaan, maka diputuskan bahwa pemilihan harus diulang secara offline dan terbatas di sekolah dengan sistem kuota.

"Sehingga kita bisa kontrol jumlah suara yang masuk dan data pemilih. Jadi kita itu tidak ada sama sekali unsur SARA. Kami hanya ingin memperbaiki sistem, hanya ingin dapat yang valid," papar Wati.

Pihak sekolah juga mengundang 3 kandidat yang bertarung di pemilihan ketua OSIS, termasuk E yang akhirnya mundur.

Source :Kompas.com

Editor : Grid Hot

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Tag Popular

x