Gridhot.ID - Amerika Serikat kini sedang bersiap untuk beralih kekuasaan.
Kemenangan Joe Biden memang memuat perubahan di dunia.
Namun hubungan AS dengan China sepertinya tidak akan berubah dari kemenangan tersebut.
Tensi hubungan Amerika Serikat dan China nampaknya belum akan mereda dalam waktu dekat meski Joe Biden menggantikan Doland Trump. Termasuk untuk isu-isu terkait Laut China Selatan.
Pasalnya, kandidat menteri pertahanan AS di bawah kepemimpinan Biden dinilai memiliki pendekatan yang keras di Laut China Selatan.
Michele Flournoy, mantan wakil menteri pertahanan AS di era Obama, disebut-sebut jadi kandidat kuat menteri pertahanan AS berikutnya.
Dalam sebuah artikel di jurnal Foreign Affairs pada bulan Juni, Flournoy mengatakan bahwa ketika kemampuan dan tekad Washington untuk melawan ketegasan militer Beijing di kawasan itu menurun, AS membutuhkan pencegahan yang kuat untuk mengurangi risiko salah perhitungan oleh kepemimpinan China.
“Misalnya, jika militer AS memiliki kemampuan untuk secara kredibel mengancam akan menenggelamkan semua kapal militer, kapal selam, dan kapal dagang China di Laut China Selatan dalam 72 jam, para pemimpin China mungkin berpikir dua kali sebelum, misalnya, meluncurkan blokade atau invasi,” tulis Flournoy seperti dikutip South China Morning Post.
Flournoy juga menekankan perlunya inovasi, terutama pada sistem tak berawak yang diperkuat oleh kecerdasan buatan, serta pertahanan siber dan rudal, serta jaringan komunikasi dan komando yang tangguh.
Dia mengatakan Amerika Serikat telah melakukan investasi berlebihan dalam platform dan sistem senjata lama sementara kurang berinvestasi dalam teknologi baru yang akan menentukan siapa yang memiliki keuntungan di masa depan.