Pada Senin pekan lalu (9/11/2020), dua negara yang berseteru itu menyetujui kesepakatan gencatan senjata yang ditawarkan Kremlin.
Kesepakatan itu mengakhiri perang selama enam pekan di Nagorno-Karabakh, yang sudah merenggut korban ribuan baik dari militer maupun sipil.
Berdasarkan perjanjian itu, separatis Armenia setuju untuk menarik diri dari sebagian besar wilayah yang berlokasi di Kaukasia tersebut.
Di hadapan parlemen, Erdogan meminta agar Turki mengirimkan pasukan demi membentuk "pusat perdamaian dengan Rusia dan beraktivitas di sana".
Dilansir AFP Senin (16/11/2020), penerjunan penjaga perdamaian itu akan berjalan selama satu tahun dengan jumlah personelnya ditentukan oleh Erdogan.
Pada pekan lalu, Moskwa menyatakan menerjunkan 1.960 tentara beserta kendaraan angkut dan peralatan penunjang lainnya ke Armenia.
"Negeri Beruang Merah" sudah menekankan berulang kali bahwa di bawah perjanjian itu, Turki tak akan bisa mengerahkan pasukan.
Perjanjian itu menyatakan bahwa pusat perdamaian dibentuk untuk mengontrol gencatan senjata, namun tak dijelaskan peran pastinya.(*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Erdogan Ingin Kirim Pasukan Turki ke Nagorno-Karabakh demi Membentuk "Pusat Perdamaian""