Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Tak Cukup Buat China Ngamuk, Pemerintahan Donald Trump Lagi-lagi Bikin Masalah di Akhir Masa Kekuasaannya, Kali Ini Siap Main Api dengan Timur Tengah

None - Jumat, 27 November 2020 | 06:13
Donald Trump
The Guardian

Donald Trump

Gridhot.ID - Donald Trump memang sudah di akhir masa kejayaannya.

Tak hanya dirinya bahkan seluruh pejabat pilihannya sudah harus siap digantikan dengan pemerintahan Joe Biden.

Masa jabatan Presiden Amerika Serikat Donald Trump akan habis sebentar lagi.

Namun, Presiden Donald Trump malah memancing masalah di Timur Tengah.

Baca Juga: Heboh, Kiwil Dikabarkan Poligami Lagi dengan Pengusaha Asal Kalimantan, Ustaz yang Nikahkan Buka Suara: Sekitar Awal Bulan November di Hotel

Presiden AS Donald Trump dilaporkan mengirim pesawat pengebom B-52 ke Timur Tengah sebagai bentuk peringatan untuk Iran.

Kabar itu muncul setelah sang presiden sebelumnya sempat mempunyai rencana menyerang situs nuklir Iran, yang ditentang karena bisa menyebabkan perang besar.

Saat itu, dikabarkan bahwa presiden berusia 74 tahun itu berencana menghancurkan fasilitas nuklir sebelum dirinya digantikan Joe Biden.

Hubungan AS dan Iran memburuk semenjak Trump menjadi presiden pada Januari 2017, di mana dia menjatuhkan serangkaian sanksi ke Teheran.

Baca Juga: Dihajar Habis-habisan Amerika Serikat, China Langsung Sayang-sayang Jerman dan Eropa, Xi Jinping Sampai Minta Perusahaan Tiongkok Agar Masih Diterima di Sana

Komando Sentral AS menyatakan, keberadaan pesawat pengebom B-52 itu untuk menjamin sekutu maupun mitra Washington serta mengancam musuh.

Setidaknya sudah ada tiga pesawat Stratofortress, terbesar di Angkatan Udara AS, yang terbang ke Timur Tengah, dilaporkan The Sun, Selasa (24/11/2020).

Pesawat dengan daya jelajah hingga 14.000 kilometer itu dilaporkan terbang dari pangkalannnya di North Dakota dengan tujuan Qatar.

B-52 Stratofortress yang bisa membawa bom nuklir itu terbang dengan dikawal oleh jet tempur F-15 dan pesawat tanker udara KC-10 maupun KC-135.

Baca Juga: Hilang di Tengah Tugas Pengejaran Kelompok Mencurigakan di Papua, Prada Hengky Anak Buah Jenderal Andika Perkasa Hingga Kini Masih Belum Ditemukan, Baru 4 Fakta Ini yang Bisa Diungkap

Letnan Jenderal Greg Guillot, Komandan AU Ke-9 mengatakan, satuan mereka punya kemampuan bergerak cepat ke seluruh medan untuk merebut daerah maupun mengeksplorasi potensi serangan.

Pesawat Pembom

Jenderal Guillot menerangkan, misi ini tak saja membantu kru B-52 dalam memahami medan udara di kawasan sasaran, dan melakukan fungsi kontrol dan komando selama di sana.

"Mereka juga berintegrasi dengan aset baik milik AS maupun sekutu di teater, sehingga meningkatkan kesiapan pasukan gabungan," paparnya.

Baca Juga: Surat dari Sekretaris Negara Sudah Keluar, Ini Alasan Mengapa Luhut Binsar Pandjaitan Ditunjuk Jadi Menteri Kelautan Ad Interim

Pemerintah Amerika Serikat menyiratkan bahwa keberadaan benteng udara mereka tergantung seberapa genting situasi yang terjadi di Timur Tengah.

Sebelumnya, Pentagon pernah mengirimkan pesawat yang bisa membawa 30 ton bom itu setelah membunuh komandan top Iran, Qasem Soleimani, pada Januari.

Kemudian di Mei 2019, mereka juga memberangkatkan pesawat itu setelah Teheran mengeklaim menembak jatuh drone AS, karena berada di wilayah udara mereka.

Relasi dua negara mulai memburuk setelah Trump secara sepihak mengeluarkan "Negeri Uncle Sam" dari perjanjian nuklir 2015, di 2018. Saat itu, Trump berdalih kesepakatan era Barack Obama tersebut tidak mencakup aktivitas Iran di Timur Tengah, seperti mendanai Houthi di Yaman.

Artikel ini telah tayang di Kontan dengan judul Jelang berakhir masa jabatan, Presiden Donald Trump pancing masalah di Timur Tengah.

(*)

Source : kontan

Editor : Grid Hot

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Tag Popular

x