"Kita juga masih mengupayakan 1,8 juta dosis vaksin yang akan tiba di awal Januari 2021," terang Jokowi.
Indonesia juga akan mendatangkan bahan baku curah vaksin Sinovac. Jokowi menyebut bahan baku tersebut akan didatangkan sebanyak 15 juta dosis pada bulan Desember ini dan 30 juta dosis pada Januari 2021 mendatang.
Jokowi menyebut dengan tibanya vaksin akan membantu Indonesia mencegah penularan Covid-19. Namun, tahap vaksinasi harus mendapat persetujuan terlebih dahulu oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Sementara itu, dilansir dari Kompas.com, epidemiolog dari Griffith University Dicky Budiman menilai, vaksin Covid-19 buatan Sinovac belum aman lantaran belum diumumkan tingkat efikasinya (keampuhan) hingga kini.
Padahal, tingkat efikasi yang akan menjadi penentu awal bagi Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) untuk mengeluarkan izin edar darurat bagi vaksin Covid-19 dari Sinovac.
“Sinovac kan belum ada data awalnya, hasil risetnya yang mengatakan dari sekian jumlah berapa yang diberi plasebo berapa yang disuntik vaksin sehingga efikasinya belum ada. Walapupun belum berakhir uji klinis tahap tiga tapi data awal (efikasi) lebih dari 50 persen itu harus ada,” kata Dicky kepada Kompas.com, Senin (7/12/2020).
“Tentu tidak atau belum aman jika dijadikan bagian program vaksinasi Covid saat ini dan harus hati-hati dalam mengeluarkan izin edar darurat,” kata dia.
Ia mengatakan, vaksin Covid-19 dari Sinovac belum aman jika dijadikan sebagai vaksin yang akan disuntikkan kepada masyarakat dalam program vaksinasi Covid-19 secara massal.
Ia pun mencontohkan perusahaan farmasi lainnya seperti Pfizer Inc. and BioNTech dan Moderna yang juga mengembangkan vaksin Covid-19.
Keduanya telah mengumumkan tingkat efikasi yang mencapai 90 persen.