Untuk saat ini, belum ada kesepakatan yang ditandatangani.
Indonesia sendiri memang terbilang getol mendorong AS untuk menjual salah satu (kalau bisa semuanya) dari jet tempur F-15, F-18 dan F-35.
Lantas, apa yang menyebabkan AS akhirnya setuju menjual 2 jenis jet tempur tersebut?
Hal ini berasal dari keuntungan lokasi Indonesia, sebagai salah satu negara yang memiliki Zona Ekonomi Eksklusif di Laut China Selatan, Indonesia lebih dibutuhkan oleh negara Barat untuk bersekutu mengamankan Laut China Selatan.
Hal itu terbukti dari negara militer Barat lain seperti Perancis, Inggris dan Jerman serta NATO juga mendekati Indonesia belakangan ini untuk mendiskusikan Laut China Selatan.
Pedrason sendiri mengatakan Prabowo masih memiliki jadwal kunjungan ke Inggris awal tahun besok, setelah membuat lebih dari 20 kunjungan di tahun lalu guna mencari kesepakatan penjualan senjata yang bagus, termasuk ke Perancis, Rusia, Turki dan China.
Meski hanya 2 dari 3 jenis jet tempur AS yang berhasil didapatkan Indonesia untuk saat ini, mungkin hanya diperlukan 10 tahun bagi Indonesia untuk akhirnya mendapatkan jet tempur unggulan F-35 itu sendiri.
Sementara itu melihat dari sudut pandang AS sendiri, banyak agenda yang harus dilaksanakan, karena Miller rupanya masih berniat untuk mengunjungi Manila, Filipina.
Filipina juga termasuk lokasi penting di Laut China Selatan, sehingga tidak mungkin negara tersebut dilupakan AS.
Selanjutnya Miller akan bertolak menuju Hawaii, lalu menghadiri pertemuan virtual antar menteri pertahanan negara-negara Asean dan mitra dari blok tersebut.