Seperti halnya Amerika Serikat, sekutu dagang terbesar China yang hubungannya rusak parah akibat perang dagang, Laut China Selatan, dan pandemi Covid-19,
Namun sedikit banyak ada kemungkinan jika China menginginkan konflik itu berkobar.
Hal tersebut ditengarai oleh pidato Xi Jinping kepada tentara China agar bersiap perang kapan saja diperlukan.
Selanjutnya, pasukan tentara China mulai mempelajari berbagai strategi perang yang terjadi di dunia.
Salah satunya dari konflik Armenia-Azerbaijan yang berlangsung selama 44 hari sejak September sampai November lalu.
Sebuah artikel yang terbit di Naval and Merchant Ships, majalah militer China, mereview bagaimana tentara Armenia kewalahan karena Azerbaijan.
Superioritas Armenia memang remuk dan hancur dengan strategi hebat Azerbaijan, meskipun Armenia kuat dalam pasukan darat dilengkapi tank, radar dan kendaraan bersenjata lainnya, tentara Armenia menjadi mangsa mudah bagi Azerbaijan.
Diwartakan dari South China Morning Post, keunggulan Azerbaijan adalah penggunaan drone perang.
Komentar