GridHot.ID - Pemimpin Israel mulai melakukan normalisasi hubungan dengan negara-negara Arab, termasuk negara-negara Teluk, Maroko, dan Sudan sejak awal tahun 2020.
Ini kemudian menjadi sebuah perubahan besar hati di pihak rezim Arab, yang tampaknya selalu menjauhi hubungan dengan Israel demi kepentingan membela Palestina.
Namun sebenarnya sebagian besar pemimpin Arab abad ke-20 dan keluarga penguasa memelihara hubungan baik dengan Israel dan, sebelumnya, dengan gerakan Zionis.
Narasi palsu
Menurut Joseph Massad, sebagaimana dilansir Middle East Eye, narasi palsu tentang perlawanan ini telah disajikan oleh rezim Arab dan juga Israel.
Ini telah dikemukakan oleh para intelektual Arab pro-Israel, yang mengklaim bahwa rezim-rezim ini secara tidak adil menolak Israel atau bahkan berperang dengannya atas perintah Palestina, bukan demi kepentingan nasional dan rezim mereka sendiri.
Alur pemikiran ini diakhiri dengan penegasan bahwa sekarang, akhirnya, saatnya pemerintah Arab mendahulukan kepentingannya sendiri di atas Palestina. Seolah-olah mereka pernah memprioritaskan kepentingan Palestina sebelumnya.
Hal ini diungkapkan oleh komandan militer Sudan Abdel Fattah al-Burhan setelah pertemuan dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di Uganda.
Ini bukanlah pertemuan pertama antara pejabat Sudan dan Israel.