Melansir jurnal World Policy berjudul 'Indonesia The Crossroad: U.S. Weapons Sales And Military Training', hanya beberapa hari setelah serangan 11 September di World Trade Center dan Pentagon, Presiden George W. Bush bertemu dengan Megawati Sukarnoputri.
Serangan 11 September merupakan serangkaian serangan teroris oleh Wahhabi kelompok teroris Al-Qaeda pada 2001.
Serangan tersebut mengakibatkan 2.977 kematian, lebih dari 25.000 luka-luka, dan konsekuensi kesehatan jangka panjang yang substansial, selain setidaknya $ 10 miliar kerusakan infrastruktur dan properti.
Itu juga dikenal sebagai serangan teroris paling mematikan dalam sejarah manusia.
Dalam jurnal tersebut, Megawati digambarkan sebagai presiden baru Indonesia, sebuah negara Muslim terbesar di dunia.
Dikatakan pula bahwa Megawati adalah pemimpin Muslim pertama yang bertemu dengan Bush setelah serangan itu, yang memungkinkan dia untuk dengan cekatan melawan kritik bahwa perang baru melawan terorisme adalah perang terselubung melawan Islam.
Presiden Megawati mengutuk serangan itu sebagai "biadab dan tidak pandang bulu" dan "berjanji untuk bekerja sama dengan komunitas internasional dalam memerangi terorisme."
Sementara itu, Presiden Bush menjanjikan bantuan ekonomi kepada Megawati dengan total lebih dari $ 700 juta, termasuk uang untuk pelatihan polisi dan kursus pertahanan sipil di bawah program E-IMET (Expanded-International Military Education and Training).
Bush juga menyatakan keinginannya untuk melanjutkan kontak militer reguler, dan mencabut embargo penjualan senjata "tidak mematikan".
Kala itu, Presiden George W. Bush menyambut Presiden Megawati, mengungkapkan harapannya untuk "Indonesia yang bersatu, demokratis, dan sukses secara ekonomi."