Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Amerika Serikat Asal Nyelonong, Tiongkok Ngamuk dan Langsung Usir Kapal Destroyer AS dari Lautannya, Laut China Selatan Kembali Memanas di Akhir Tahun

None - Rabu, 23 Desember 2020 | 14:13
Kapal perusak USS Higgins, satu dari dua kapal militer AS yang dilaporkan terlihat berlayar di wilayah Laut China Selatan, Minggu (27/5/2018). Ilustrasi perbandingan kekuatan militer China dan AS.
SCMP / US NAVY via Kompas.com

Kapal perusak USS Higgins, satu dari dua kapal militer AS yang dilaporkan terlihat berlayar di wilayah Laut China Selatan, Minggu (27/5/2018). Ilustrasi perbandingan kekuatan militer China dan AS.

Pada hari Sabtu, Angkatan Laut AS telah mengirim kapal perang melalui Selat Taiwan, dengan kapal perusak berpeluru kendali USS Mustin melakukan transit ke-13 melalui jalur perairan selebar 110 yang memisahkan China dari Taiwan.

Partai Komunis China mengklaim memiliki Taiwan meskipun tidak pernah memerintah di sana dan mengancam akan menyerang jika pulau itu menolak untuk dianeksasi secara damai.

AS memiliki hubungan informal yang kuat dengan pemerintah Taiwan yang terpilih secara demokratis dan merupakan pemasok senjata terbesarnya.

Mengutip The Telegraph, sementara itu, USS John S McCain pekan lalu sedang berlatih perang anti-kapal selam dengan kapal selam bertenaga nuklir Prancis FS Emeraude dan kapal perusak helikopter Jepang JS Hyuga di Laut Filipina.

Dalam sebuah pernyataan tentang pelayaran Spratly-nya, Angkatan Laut AS mengatakan klaim maritim yang melanggar hukum dan luas oleh China telah menimbulkan ancaman serius bagi kebebasan laut, termasuk kebebasan navigasi dan penerbangan, perdagangan bebas dan perdagangan tanpa hambatan untuk negara lain di wilayah tersebut.

Baca Juga: Gara-gara Kelakuan Nekatnya Sendiri, Donald Trump Kini Belum Bisa Suntik Vaksin Corona, Ahli Bedah Bongkar Alasannya

Diperkirakan, nilai transaksi perdagangan internasional yang melewati Laut China Selatan setiap tahun mencapai US$ 5 triliun.

Hal ini semakin menambah kekhawatiran tentang kendali China atas perairannya dan meningkatkan kemungkinan bahwa China dapat menggunakan aksesnya sebagai alat pemaksaan ekonomi.

Beijing juga ingin memanfaatkan cadangan minyak dan gas besar yang diyakini berada di bawah dasar lautnya.

Awal tahun ini, China mendapat teguran keras dari Vietnam, atas dugaan survei minyak di daerah tersebut dan dengan membentuk dua unit administratif di Kepulauan Paracel dan Spratly.

China membantah melakukan kesalahan. Dalam peringatannya pada hari Selasa, PLA menuduh AS merusak perdamaian dan stabilitas kawasan.

Baca Juga: Tatap Mata Lesti Kejora, Rizky Billar Sentil Para Cenayang: Dari Pada Ngeramal Mending Ngelamar!

Source : kontan

Editor : Grid Hot

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Tag Popular

x