Laporan Wartawan GridHot.ID, Septia Gendis Pangestu
GridHot.ID - Kisruh antara Teddy dan keluarga Sule semakin memanas bak bola panas yang terus berputar.
Ini ditengarai perebutan harta warisan mendiang Lina Jubaedah.
Seperti yang terlihat di media, Teddy selalu gembar-gembor kesana-kemari.
Seolah dirinya berhak menerima harta warisan tersebut.
Pasalnya Rizky Febian sendiri telah meminta Teddy bertemu empat mata namun selalu saja gagal.
Menurutnya selama ini Rizky Febian memiliki rahasia tentang sang ibu.
Setelah ditinggal oleh Lina Jubaedah, Rizky Febian menemukan buku harian sang ibunda yang selama ini tak ada yang tahu.
Ternyata buku harian tersebut ia temukan setelah beberapa bulan Lina berpulang.
"Tanpa sengaja, kita menemukan diary almarhumah mama yang ditulis tahun 2006 lalu," kata Rizky Febian di unggahannya, Senin (21/12/2020).
Buku harian itu ditulis Lina sekitar tahun 2006.
Dalam buku harian itu Lina tampak mendoakan kedua anaknya, Rizky Febian dan Putri Delina.
Buku itu Lina tulis pada tanggal 26 Januari.
"Nak, Mamah selalu mendoakan kalian.
Semoga menjadi anak yang soleh solehah, cerdas, pintar,
berbudi pekerti yang luhur, rendah hati, penuh kasih sayang, berbakti pada Alloh SWT,
orangtua, agama dan negara, Amin," tulis Lina dalam buku hariannya.
Dalam unggahan video yang lain, Rizky Febina nampak pilu membacakan beberapa tulisan buku harian Lina.
Lina juga menuliskan betapa ia sangat menyayangi keluarganya.
Menurut Rizky Febian, Lina juga mencurahkan rasa cintanya kepada Sule, yang kala itu masih menjadi suaminya.
"Ternyata di buku ini memperlihatkan bahwa, betapa sayangnya Mama dengan keluarga ini. Begitu cintanya kepada suami yang tercinta," kata Rizky Febian.
"Jadi bisa dibayangkan. Ketika Mama udah enggak ada, Mama hanya menitipkan buku ini. Jadi kalau Aku rindu, adik-adik Aku rindu, Aku hanya bisa membaca buku ini, dan mendoakannya," lanjut Rizky Febian.
Dan Iky juga membacakan lembaran-lembaran yang ditulis Lina untuk mengungkapkan betapa dirinya sangat mencintai suaminya.
Malam ini suamiku pulang, rasa kangen, rindu, sayang, bercampur jadi satu.
Ingin rasanya kupeluk dia, kurangkul dia.
Oh suamiku.
Betapa sayangnya Kami padamu.
Engkau pahlawan bagi Kami bertiga.
Berkatmu, Kami, istri dan anak-anakmu, berasa mendapatkan anugerah yang sangat besar sekali.
Dalam tulisannya sangat terlihat jika almarhum Lina begitu sangat mencintai anak-anak dan juga suaminya.
Buki harian itu seperti sengaja ditinggalkan oleh Lina, agar kelak jika dirinya tiada anak-anaknya bisa membaca dan mengetahui betapa besar cintanya kepada anak-anaknya.
(*)