"Saat itu sebelum menikah, saya ditipu temannya hingga hampir Rp 1 miliar.
Saya mengumpulkan dana orang banyak setelah terkumpul uang beserta teman saya itu raib entah kemana.
Tapi beruntungnya, istri saya terus menguatkan dan tetap mau menikah dengan saya," ujar Dr. Wahyu.
Setelah tinggal di Jawa, Nita Yulianti sempat melamar ke beberapa rumah sakit, hingga beberapa bulan tak kunjung ada panggilan.
Mencari pekerjaan khusus kebidanan memang terbilang sulit, sebab lapangan pekerjaanya pun sangat minim.
"Di Jawa saya sulit dapat kerja. Lamar ke beberapa rumah sakit sampai berbulan-bulan hasilnya nihil. Sementara suami giat bekerja di dua rumah sakit dan satu klinik untuk mengembalikan uang investasi orang-orang. Akhirnya saya memutuskan jualan jilbab dan baju muslim yang Alhamdulillah berjalan tiga tahun," jelas Nita.
Akibat dari terlalu gigih bekerja untuk mengembalikan uang para korban, Dr. Wahyu dan Nita tak kunjung dikaruniai buah hati.
Akhirnya, pada 2014 mereka fokus untuk program momongan hingga toko tak sempat diperhatikan yang akhirnya terpaksa ditutup.
"Saking sibuk kerja cari uang, sampai tidak perhatian sama diri sendiri. Hasilnya, tidak kunjung diberi momongan. Setelah berbagai upaya kami lakukan, Alhamdulillah akhirnya saya hamil dan kembali membuka toko di garasi rumah. Sementara suami masih praktek di rumah sakit dan klinik kecantikan di Purworejo," kata Nita.